Pati, SMJTimes.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati memberikan apresiasi kepada sektor pertanian yang menggunakan sistem organik, serta mampu menghasilkan produk unggulan berupa beras dan sayuran untuk Kabupaten Pati.
Melalui M. Nur Sukarno Anggota Komisi B DPRD Pati mengatakan, dari pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pati membuahkan hasil yang sangat memuaskan, untuk inovasi pertanian serta keunggulan bahan pangan masyarakat.
“Alhamdulillah pembinaan Tri G O/3G O (ga ge go organik), sudah mulai membuahkan hasil berupa beras organik di dukuh Njogan desa Sidomulyo kec Gabus. Beras sehat ini diharapkan menjadi pilihan masyarakat Pati,” ujar Sukarno kepada SMJTimes.com, Selasa (22/3/2022).
“Karena beras organik yang dihasilkan sudah tidak lagi menggunakan pestisida atau pupuk kimia dari pabrik, jadi beras yang dihasilkan dapat dipastikan lebih unggul daripada beras biasa,” imbuhnya.
Ia juga menjelaskan bahwasannya, inovasi pupuk organik hari ini semakin modern dan baik kualitasnya, mulai dari pupuk nabati atau kompos, bahkan inovasi POC (Pupuk Organik Cair) yang sudah mampu diproduksi oleh beberapa produsen asli dari Kabupaten Pati.
Ia mengharapkan, dengan adanya berbagai inovasi pupuk organic, bisa mengesampingkan pupuk kimia bersubsidi yang diberikan oleh pemerintah.
Secara ditel, ia juga mengatakan bahwa resiko yang ditimbulkan oleh pupuk kimia tersebut, baik untuk masyarakat di masa mendatang.
“Pupuk organik ini tidak ada residu kimia yang terkandung dalam beras yang dihasilkan, karena residu tersebut kalau masuk kedalam tubuh manusia, sudah pasti bisa menyebabkan degradasi fungsi pencernaan manusia, bahkan bisa meracuni organ vital seperti jantung, hati, pankreas, paru-paru dan lainnya,” tegasnya.
Kualitas dan kandungan beras organik menurutnya sudah sangat berbeda, selain itu, harganya juga harus dibedakan, untuk memberdayakan para petani beras organik tersebut.
“Kendala dari petani saat ini adalah harga jualnya masih seperti beras konvensional, padahal hasil dan kandungan didalam berasnya sudah jauh berbeda. Harapan petani ada nilai lebihnya, karena proses penanamannya membutuhkan tenaga lebih banyak, pupuk yang digunakan sudah berbeda. Pemerintah harus membantu pemasaran beras organik dan ada bantuan untuk kelompok berupa peralatan dan fasilitas yang mumpuni,” tandasnya. (*)
Komentar