Pati, SMJTimes.com – Dampak Covid-19 masih berimbas di sektor perternakan Kabupaten Pati, Pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati mengatakan, sektor peternakan belum bisa menyetabilkan hasil produksinya.
M. Nur Sukarno Anggota Komisi B DPRD Pati memaparkan, imbas yang menimpa sektor peternakan pasti berpengaruh dalam perekonomian pasar, serta kesetabilan harga yang ada.
“Imbas yang masih dirasakan para peternak ini pasti berdampak di kesetabilan harga, entah daging maupun telur dari peternakan tersebut, ujarnya, saat diwawancarai SMJTimes.com Rabu (16/3/2022).
“Adanya pengurangan produktifitas dari peternak, terutama pada unggas ayam petelur mengakibatkan kenaikan harga yang tinggi dipasaran,” imbuhnya.
Berdasarkan penelusuran mitrapost.com di lapangan, harga daging ayam yang sebelumnya di harga Rp25.000 per Kilogram kini sudah mencapai harga Rp35.000 per Kilogramnya.
Sedangkan harga telur ayam negeri yang semula Rp22.000 per Kilogram, kini sudah menjadi Rp24.000 per Kilogramnya.
“Permintaan pasar yang naik akan kebutuhan daging ayam serta telur menjelang Ramadan pasti tingi, sedangkan pasokan dari peternak masih belum setabil karena dampak Covid-19 yang masih berimbas di sektor peternakan. Pasti, harga terus melenggang tinggi,” ungkap Politikus dari Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.
Sementara itu menurut Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso, dalam setahun produksi ayam petelur nasional hanya menghasilkan 4,5-4,7 ton. Rata-rata satu kilonya berisi 16 butir telur, jika ditotal semuanya produksi telur berkisar 72-75,2 miliar butir telur. (*)
Komentar