Pati, SMJTimes.com – Efek domino pandemi Covid-19 masih dirasakan pegiat kesenian di Kabupaten Pati. Salah satunya kelompok seni Barongan Pati Cipto Budoyo. Hingga fase new normal kelompok kesenian jawa tersebut masih susah melakukan pertunjukan.
Gito Pancing, Ketua Paguyuban Barongan Cipto Budoyo asal Kemiri, Sarirejo Pati Kota mengaku pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kelompoknya sulit mendapatkan izin pentas karena terbentur protokol physical distancing.
Namun bulan ini, ia mengaku senang mendapat permintaan dari Pemkab Pati untuk meruwat Alun-Alun Timur Kalidoro Pati yang baru diresmikan.
“Pandemi macet, sepi mulai pertama masih sepi. Ini baru berani karena ini ngayahi bupati, untuk pembukaan alun-alun baru. Untuk pasar pindahan supaya seger, kuwarasan nyambut gawe laris, sengkolo minggir,” kata Gito saat diwawancarai awak media disela-sela melakukan ruwatan.
“Kalau dulu kita undangan sunatan, rewangan, ontang-anting, dan lainnya, untuk ngerauwat buat nyingker sengkolo masih bebas,” katanya.
Lanjutnya, perekonomian masyarakat Pati juga menurutnya belum pulih sehingga langganan yang menanggap masih menunda acara.
Ia mengaku untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari para anggotanya ‘nyambi’ pekerjaan lain seperti menarik becak atau menjadi kuli bangunan.
“Jumlah anggota saya ada 22 orang. Kalau ruwatan cuma pakai 13 orang diambil yang ahli. bagian ada penyanyi, sulap, sinden. Sekarang karena susah ya ada yang mbecak jadi tukang. Kerja apa saja yang penting ada penghasilan,” terang Gito.
Gito menceritakan, kelompok kesenian barongan Cipto Budoyo sudah berdiri sejak 1979 dan masih eksis hingga sekarang. Sehari-hari, kelompok tersebut menerima berbagai permintaan pertunjukan seperti ruwatan, hiburan, atraksi sulap, atau event formal.
Gito berharap pandemi segera berakhir sehingga kelompoknya bisa bebas pentas, demi memulihkan perekonomian kelompoknya terlebih melestarikan budaya asli Pati. (*)
Komentar