Rembang, SMJTimes.com – Kasi Pengolahan dan Pemasaran Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko mengungkapkan memasuki panen raya padi, harga gabah di Kabupaten Rembang berangsur turun hingga senilai Rp2800 perkilo.
“Harga gabah, karena ini tren panen raya kita termasuk rendah. Semakin hari semakin hari harga jual gabah keringnya makin turun. Anjlok. Terakhir diangka Rp2800 sampai Rp3000. Kalau Rp4200 idealnya. Ini berangsur-angsur turun. Dan paling rendah Rp2.800,” Jelasnya.
Selain itu, Fajar menyebut penurunan harga gabah terjadi karena adanya penurunan kualitas. Menurutnya, sejumlah petani di Rembang kurang memperhatikan kualitas hasil panen.
“(Harga turun) Cuma semaunya juga tergantung kualitas. Cuman petani kita kurang memperhatikan kualitas. harganya jadi rendah, jadi turun,” Imbuhnya.
Di sisi lain, Fajar menilai ada sejumlah alasan yang membuat petani tak begitu memperhatikan kualitas padi yang dipanen. Diantaranya petani yang memburu ‘walik dami’.
“Yang pertama, lanjut fajar, karena mereka pengen ngejar ‘walik dami’ atau tanam lagi. Mengingat pertanian yang ada di Rembang hanya mengandalkan tadah hujan. Takut gak uman air. Sehingga banyak yang dipanen belum mateng-matengnya. Jadi belum mateng betul,” jelas Fajar.
Masalah lain juga terletak pada penggunaan mesin panen padi. Sebagian besar petani beranggapan penggunaan mesin padi membuat sejumlah gabah yang dipanen berkurang bobotnya.
“Kan banyak mesin panen, mereka kebanyakan berpikiran pakai mesin terlalu bersih. Sehingga mengurangi bobot. Jadi gabah-gabah yang hanya separo ikut terbuang,” pungkasnya.
Menurut Fajar, gabah yang dipanen secara manual memiliki standar kualitas rendah hingga memiliki harga di bawah Rp3000 perkilo. (Adv)
Komentar