Marak Penggunaan Bahan Pangan Berbahaya, Jateng Peringkat Ke-2 Nasional

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengungkapkan provinsi Jawa Tengah masih menempati peringkat dua nasional dalam hal penggunaan bahan pangan berbahaya.

Hal ini diungkapkan perempuan yang akrab disapa Ary saat melakukan kunjungan bersama jajarannya ke Kantor Bupati Pati dalam rangka audiensi dengan Bupati Pati Haryanto, Rabu (17/3/2021) kemarin.

Menurutnya, bahan pangan berbahaya ini masih marak digunakan lantaran harganya yang terjangkau dan mudah didapatkan. “Kalau tidak melihat efek buruk terhadap kesehatan masyarakat, tentu bahan ini menguntungkan produsen,” ujar Ary.

Maka dari itu, pihaknya berupaya melakukan investigasi untuk mengetahui keberadaan bahan pangan berbahaya ini. Langkah ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari makanan yang berbahaya.

“Karena itu kami juga menginvestigasi dari hilir, di pasar. Sampai ke hulu di mana dia (bahan pangan berbahaya) diproduksi,” lanjutnya.

Ary menjelaskan, tidak tertutup kemungkinan bahwa temuan bahan pangan berbahaya di suatu daerah diproduksi di daerah lain, bahkan luar provinsi. Ia menyontohkan di suatu pasar di Semarang, pihaknya menemukan seluruh mi basah yang dijual di sana mengandung formalin.

“Produsennya ada di Semarang juga. Tapi tahun sebelumnya kami temukan produsennya ada di Boyolali, lalu Muntilan. Itu berpindah-pindah produsennya demi meraih keuntungan,” tutur Ary.

Selain upaya investigasi, pihaknya juga menekankan edukasi terhadap masyarakat untuk memilih makanan yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan. “Jadi kami turunkan supply sekaligus demand produk yang tidak memenuhi syarat,” kata Ary.

Dalam audiensi itu, Ary juga memaparkan program yang rencananya akan bersinergikan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati pada 2021 ini, yakni Gerakan Keamanan Pangan Terpadu.

“Jadi di Jawa Tengah ada tujuh kabupaten/kota yang kami intervensi dengan gerakan ini, termasuk Pati,” katanya.

Gerakan keamanan pangan terpadu ini meliputi tiga aspek. Pertama, Gerakan Keamanan Pangan Desa yang menyasar dua desa. Kedua, Pasar Aman yang menyasar pasar tradisional. Ketiga, Pangan Jajan Anak Sekolah yang menyasar 50 sekolah baik SD, SMP, maupun SMA.

Sementara, Bupati Pati Haryanto menyambut baik program BBPOM Semarang terhadap keamanan pangan di desa, pasar, dan sekolah di Kabupaten Pati.

“Pada prinsipnya kami menyambut baik. (Program) ini bukan pertama kali di Pati. Sudah bertahun-tahun kami bersinergi dengan BBPOM, hanya memang lokusnya saja yang berbeda-beda,” kata Haryanto. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Waspada, Penggunaan Bahan Pangan Berbahaya Marak di Jawa Tengah”

Komentar