Mengolah Sawah Organik Perlu Memahami Ilmu Pranoto Mongso

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati melakukan pendampingan kepada petani sebagai upaya kampanyekan pengolahan lahan organik. Upaya tersebut mendapatkan dukungan dari Narso selaku anggota DPRD Kabupaten Pati.

Narso mengatakan, dalam mengolah lahan organik, selain menekankan penggunaan pupuk organik, teknik pengontrolan hama dan penggunaan pestisida nabati, para petani juga diimbau untuk memahami konsep pranoto mongso.

“Makanya pelaku budidaya harus belajar pranoto mongso, banyak yang mengabaikan dan asal tanam. Kalau petani organik kan harus disinkronkan antara cuaca dan masa tanam,” Kata Narso hari ini, Senin (22/2/2021).

Pranoto mongso bisa diartikan sebagai semacam penanggalan yang berkaitan dengan musim menurut pemahaman suku Jawa, khususnya dari kalangan petani dan nelayan.

Politisi dari Partai PKS ini mencontohkan, ilmu Jawa ini bisa digunakan untuk menandai kapan waktu yang tepat untuk memulai menanam. “Kalau orang Jawa bilang mongso ka enem, salah satu tandanya adalah munculnya ulat bulu. Hal-hal seperti itu yang harus dipelajari,” imbuhnya.

penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia mampu menjadikan kesuburan tanah terganggu. Hal yang jadi dilema, di lapangan mayoritas petani menggunakan pupuk kimia karena dianggap lebih praktis dan mampu meningkatkan produktivitas panen.

Metode pengolahan lahan organik digadang-gadang mampu mengurangi ketergantungan pupuk kimia di masyarakat. Sedangkan, keterbatasan pupuk masih menjadi kendala utama para petani Pati di Kabupaten Pati pada setiap musim tanam, Sehingga pemerintah dituntut memikirkan bagaimana mengatasi kelangkaan pupuk kimia sintetis. (Adv)

 

Komentar