Pembatasan Kegiatan Masyarakat, DPRD Pati: PKL Perlu Digitalisasi Produk

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Narso mengimbau pelaku UMKM dan PKL memanfaatkan teknologi digital agar selamat dari hantaman pandemi Covid-19.

Khususnya disaat dijalankannya program pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Pati, tentunya para PKL membutuhkan digitalisasi produk, karena golongan inilah yang paling terdampak di program tersebut.

Saat PPKM digulirkan, seleksi alam terhadap pelaku usaha mulai berlaku, mengingat saat dibatasi, permintaan terhadap produk menurun sementara bahan baku sulit didapat di pasaran.

“Dalam hal ini untuk PKL atau UMKM secara keseluruhan harus berpikir menggeser strategi bisnisnya secara digital,” kata Narso, kepada SMJtimes.com pada Senin (18/1/2021).

“Bagaimana pergeseran teman – teman harus cari cara bisnis konvensional ke arah digital. Kita harapkan agar bisa bertahan di era pandemi ini,” imbuhnya.

Bergesernya perilaku transaksi konvensional ke digital perdagangan di Indonesia mulai terjadi sejak tahun 2020 karena pembatasa kegiatan selama pandemi.

Tren ini dapat dimanfaatkan pelaku UMKM untuk meningkatkan kembali penjualannya. Mengingat tak hanya pelaku usaha saja yang memanfaatkan perangkat digital, tentunya pembeli juga beralih kepada yang bersifat digital.

Digitalisasi produk dianggap Narso dianggap penting karena di saat pandemi masyarakat harus mengutamakan kesehatan.

“Terkait turunnya omset teman-teman PKL selama PKPM saya turut prihatin, ini harus kita hadapi bersama. Kalau Pemikiran rasional mau kesehatan dulu atau ekonomi dulu. Tentunya ini harus kesehatan kita dahulukan,” kata Narso.

Sementara Siti Ambarwati, salah satu pemilik usaha Gepreku mengaku jika dirinya sudah menjalankan bisnis melalui pesan antar secara online. “Sejak pandemi Covid-19, kita sudah beralih ke online karena ada pembatasan jadi kita pilih ke situ aja (online),” ujarnya.

Meskipun demikian menurutnya, meskipun ke digital, pendapatan warungnya masih sepi. “Masih sepi tapi yang terpenting tidak sampai bangkrut saja. Karena setiap hari masih ada yang beli. Tapi omset sedikit turun,” pungkasnya. (Adv)

 

Komentar