Sampah Plastik: Masalah Kecil yang Menggunung

Bagikan ke :

SMJTimes.comPlastik sering dianggap remeh karena bentuknya yang kecil dan ringan. Tapi siapa sangka, justru dari hal-hal kecil inilah masalah besar tercipta. Sampah plastik kini menjadi salah satu tantangan lingkungan paling serius yang dihadapi dunia.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan lebih dari 68 juta ton sampah per tahun, dan sekitar 17% di antaranya adalah plastik. Sayangnya, hanya sebagian kecil yang berhasil didaur ulang. Sisanya menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengotori sungai, atau terbawa ke laut.

Masalahnya bukan hanya soal jumlah, tapi juga sifat plastik itu sendiri. Plastik tidak mudah terurai. Dibutuhkan waktu ratusan tahun bagi sampah plastik untuk benar-benar hancur di alam. Bahkan, banyak jenis plastik yang justru pecah menjadi mikroplastik dan mencemari tanah serta air.

Yang lebih menyedihkan, banyak hewan laut yang mati karena menelan plastik. Penyu mengira plastik sebagai ubur-ubur, burung laut keliru menganggapnya makanan. Laporan World Wildlife Fund (WWF) menyebutkan bahwa setidaknya 100.000 hewan laut mati setiap tahun akibat sampah plastik.

Apa yang bisa kita lakukan?

  1. Kurangi plastik sekali pakai, Bawa tas belanja sendiri, botol minum isi ulang, dan hindari membeli produk dengan kemasan berlebihan.
  2. Daur ulang dan pilah sampah. Memisahkan sampah organik dan anorganik bisa membantu proses daur ulang lebih optimal.
  3. Dukung produk ramah lingkungan. Pilih produk dengan kemasan biodegradable atau brand yang punya program pengembalian kemasan.
  4. Edukasi dan ajak orang sekitar. Langkah kecil bisa jadi besar kalau dilakukan bersama. Edukasi keluarga, teman, bahkan tetangga tentang bahaya plastik dan alternatifnya.

Masalah sampah plastik memang tidak bisa selesai dalam semalam. Tapi dengan perubahan kecil yang konsisten, kita bisa mengurangi dampaknya secara perlahan. Karena pada akhirnya, bumi ini bukan hanya tempat tinggal kita sekarang, tapi juga warisan untuk generasi mendatang. (*)

Komentar