Berikut Ini Contoh Perilaku Toxic yang Harus Dihindari Orang Tua

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Menjadi orang tua memang bukan suatu hal yang mudah. Diperlukan pengetahuan dan pengaturan emosi untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Jangan sampai, orang tua bersikap kasar, mengontrol, dan bertindak toxic dalam mengatur perilaku anak-anak mereka.

Perilaku toxic orang tua dapat dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental anak, sehingga di kemudian hari berpotensi mengembangkan sikap rendah diri, hingga mengalami kesulitan dalam hubungan.

Berikut ini beberapa contoh sikap toxic yang harus dihindari orang tua dalam mendidik anak. Simak selengkapnya berikut ini!

Melakukan kekerasan

Perilaku toxic yang harus dihindari oleh orang tua adalah melakukan kekerasan. Kekerasan ini tak hanya sebatas kekerasan fisik saja, namun juga verbal. Hindari perlakuan seperti berteriak, mengumpat, gaslighting, memukul, menendang, atau melempar barang saat anak melakukan kesalahan atau Anda sendiri dalam kondisi mental tidak stabil.

Beberapa orang tua percaya bahwa kekerasan dapat menjadi cara untuk ‘mendidik’ anak. Namun, tindakan ini memiliki konsekuensi emosional dan fisik yang parah pada anak-anak, meski mereka sudah tumbuh dewasa sekalipun.

Melakukan pelecehan

Contoh perilaku serius yang tidak boleh dilakukan orang tua adalah melakukan hal yang tidak senonoh kepada anak. Ini dapat melibatkan tindakan seksual, pelecehan, hingga mengekspos anak menjadi konten yang tidak pantas.

Meski hal ini terdengar tidak mungkin karena anggapan semua orang tua menyayangi anak mereka, namun kenyataannya ada sejumlah kasus serupa. Perilaku ini sangat merusak mental anak dan orang tua bisa berhadapan dengan konsekuensi hukum.

Suka mengontrol

Perilaku negatif lainnya adalah keinginan orang tua yang suka mengontrol kehidupan anak-anak mereka. Kontrol memang diperlukan dalam mendidik Anda, namun mengontrol berlebihan hingga membatasi kebebasan mereka bisa berdampak buruk pada masa depan anak.

Perilaku ini sering kali disebut sebagai gaya asuhan helicopter (helicopter parent), yakni orang tua yang mengendalikan anak-anak mereka. Pola asuhan ini bisa membuat anak sulit mandiri, ketergantungan, dan sulit mencari tujuannya sendiri.

Mementingkan diri sendiri

Sikap yang harus dijauhi orang tua adalah menomor satukan kepentingan sendiri, sehingga kebutuhan anak tidak terpenuhi. Kebutuhan ini bukan hanya berupa materiil saja, namun juga kebutuhan non-materiil seperti waktu berkualitas dan kasih sayang.

Tidak memberikan dukungan

Orang tua yang toxic cenderung tidak mendukung pilihan, minat, dan prestasi anak-anak mereka. Alasannya pun beragam, seperti ingin mendapatkan kontrol penuh atas anak-anak mereka, termasuk kehidupan dan cita-cita di masa depan.

Mereka menganggap bahwa pendapat mereka lebih baik, sehingga enggan untuk mendukung keinginan anak jika dirasa tidak sejalan. Mereka sulit diajak berdiskusi karena ego yang tinggi dan keras kepala.

Menyalahkan orang lain atas kenakalan anak

Orang tua mungkin tidak menganggap diri mereka bertanggung jawab atas konsekuensi negatif dari perilaku anak-anak mereka. Mereka cenderung mencari alasan eksternal untuk menyalahkan orang lain jika anak bersikap nakal. Tak hanya itu, mereka juga akan menyalahkan anak tanpa mencari tahu alasan mengapa mereka melakukan hal buruk dan melakukan refleksi. (*)

Komentar