SMJTimes.com – Memiliki fake friend atau teman palsu tentu sangat merugikan. Sebab fake friend biasanya menunjukkan perilaku berpura-pura peduli dan tak memiliki ketulusan dalam tindakannya.
Fake friend juga cenderung hanya mengambil keuntungan pribadi dari pertemanan yang dilakukan. Misalnya mereka bisa mendapatkan status sosial, materi, atau manfaat lain dalam pertemanan itu.
Berikut ini cara menghadapi fake friend.
Lakukan Komunikasi Terbuka
Komunikasi yang dilakukan dengan terbuka memiliki kemungkinan bisa memperbaiki hubungan pertemanan agar lebih sehat. Terlebih jika teman kamu baru menunjukkan perilaku fake friend baru-baru saja setelah menjalin persahabatan yang lama.
Bicarakan bagaimana perasaanmu dan penilaian jujurmu atas sikap temanmu.
Fokus pada Pertemanan yang Sehat
Jika komunikasi terbuka tak membuahkan hasil, maka kamu bisa mengalihkan perhatianmu dan lebih fokus pada pertemananmu yang sehat.
Kamu dapat mengenali apakah temanmu adalah teman sejati atau tidak saat dalam kondisi sulit. Mereka yang membantu dan selalu memberikan dukungan apapun kondisimu adalah teman yang tulus.
Dalam momen bahagiamu, teman sejati juga akan turut merasa senang dan tak menyimpang kebencian atau rasa iri.
Beri Batasan
Kamu berhak menetapkan batasan dalam setiap hubungan pertemananmu. Apalagi jika temanmu adalah teman palsu.
Hal itu agar kamu tidak merasa selalu dimanfaatkan dan mengalami hubungan yang toxic. Batasan yang dimaksud misalnya mengurangi waktu bertemu, membatasi sharing cerita, hingga membatasi informasi pribadimu kepada mereka.
Akhiri Hubungan
Tak perlu merasa bersalah untuk mengakhiri hubungan dengan fake friend atau teman palsu, jika itu memang kamu rasa perlu.
Kamu bisa memilih mengakhirinya dengan membiarkan pertemanan merenggang secara alami. Atau mengatakannya dengan tegas dan terbuka bahwa hubungan ini tidak lagi memberikan manfaat atau mendatangkan kebahagiaan.
Komentar