SMJTimes.com – The Hunger Games : The Ballad of Songbirds and Snakes menjadi salah satu film yang dinantikan para penggemarnya. Prekuel tersebut berlatar 64 tahun sebelum franchise The Hunger Games yang dimulai tahun 2012 yang menampilkan Katniss Everdeen.
Ada pun film ini mengikuti kisah Coriolanus Snow muda saat terpilih menjadi mentor dalam Hunger Games tahunan ke-10. Ia dipasangkan dengan peserta Distrik 12 bernama Lucy Gray Baird.
Sepanjang film, penonton akan ditunjukkan pergulatan dalam diri karakter Snow saat menghadapi perasaan cintanya kepada gadis Distrik 12 tersebut dengan obsesinya pada kekuasaan. Meski dia sempat berada di garis ‘abu-abu’ atau antara baik atau buruk, pada akhirnya dia akan berubah menjadi Presiden Snow yang jahat di akhir film franchise The Hunger Games masa Katniss Everdeen.
Meski semua pemirsa mengetahui bagaimana akhir kisah Snow, penonton tetap bertanya-tanya tentang nasib Lucy Grey di The Ballad of Songbirds and Snakes, serta penjelasan bagaimana Snow beralih menjadi sosok yang kejam di masa depan.
Lewat majalah People, Sutradara dan produser The Hunger Games : The Ballad of Songbirds and Snakes menjelaskan bagaimana akhir dari prekuel ini.
Bagaimana akhir The Ballad of Songbirds and Snakes?
Sutradara Francis Lawrence dan produser Nina Jacobson bicara tentang kemungkinan yang menggembirakan bagi penggemar waralaba ini, termasuk adanya sekuel di masa depan.
Di film menjelang akhir, setelah Lucy Gray memenangkan Hunger Games ke-10, dia dikirim kembali ke Distrik 12. Sementara itu, Snow terpaksa menjadi Penjaga Perdamaian setelah Dr. Gaul dan Dean Highbottom mengetahui bahwa dia curang.
Snow kemudian meminta untuk dikirim ke Distrik 12, di mana dia bertemu kembali dengan Lucy Gray dan Sejanus Plinth, yang juga menjadi Penjaga Perdamaian. Namun, reuni tersebut hanya berlangsung singkat karena Sejanus melibatkan dirinya dengan pemberontak. Snow diam-diam memberi tahu Dr. Gaul tentang rencana Sejanus dengan para pemberontak agar Sejanus dikirim kembali ke Capitol
Kemudian di Hob, Snow, Sejanus dan Spruce (warga Distrik 12) terlibat pertengkaran dengan Billy Taupe dan Mayfair Lipp. Di tengah pertengkaran, Billy dan Mayfair ditembak mati oleh Snow dan Spruce, sehingga menyebabkan walikota mengamuk. Pada akhirnya, Spruce dan Sejanus dihukum gantung. Hal itu membuat Snow merasa bertanggung jawab atas kematian Sejanus.
Pada momen itu lah yang disebutkan oleh Jacobson (produser) sebagai titik balik Snow dalam mengubah karakternya menjadi pendendam dan kelak akan bersifat kejam.
“Seandainya Sejanus tidak mati, seandainya dia tidak menanggung beban kematian itu, tidak peduli apa yang terjadi antara dia dan Lucy Gray, dia mungkin tidak akan menjadi seperti itu,” kata Jacobson.
Apakah Lucy Gray mati?
Setelah pertengkaran tersebut, Snow keceplosan bahwa dia sebelumnya membunuh tiga orang. Hal itu membuat Lucy Gray kaget karena dia hanya tahu dua orang saja, yakni Billy dan Mayfair.
Jacobson juga mengatakan bahwa momen tersebut merupakan perubahan besar dalam hubungan Snow dan Lucy Gray.
Setelah beberapa waktu, Snow pergi mencari Lucy di hutan dan akhirnya menemukan syalnya. Namun, saat dia meraihnya, seekor ular melompat keluar dan menggigitnya. Snow percaya bahwa Lucy Gray sengaja meletakkan ular untuk menyakitinya, hingga membuatnya marah dan menembakkan senjatanya ke dalam hutan untuk memburu Lucy Gray.
Pada akhirnya, Snow lolos tanpa cedera, tetapi nasib Lucy Gray tetap menjadi misteri, seperti di dalam buku.
Meski masih misteri, Jacobson mengatakan bahwa sulit untuk membongkar nasib Lucy Grey. Dirinya dan Lawrence tidak pernah mempertimbangkan untuk memberikan ‘kepastian’ apa pun kepada penggemar tentang akhir cerita Lucy Gray. Namun begitu, Jacobson optimis bahwa Lucy Grey bisa bertahan hidup.
“Sulit untuk menyampaikan akhir misteri untuk karakter yang Anda sukai kepada penonton. (Tapi) saya 100% percaya bahwa dia adalah orang yang selamat. Dia pintar. Dia tahu hutannya. Kurasa dia tahu cara menjaga dirinya sendiri. Dan aku ingin sekali mengetahuinya. Kuharap aku bisa mengetahuinya suatu hari nanti,” paparnya. (*)
Komentar