SMJTimes.com – Generasi Z (Gen Z) dipandang sebagai kelompok potensial karena dianggap memahami perkembangan zaman dan teknologi. Hal itu juga yang turut mengubah gaya hidup mereka dari generasi lainnya. Salah satunya adalah kebiasaan dalam berbelanja.
Menurut Forbes, daya beli gen Z cukup menjanjikan karena di tahun 2023 sebagian besar dari mereka sudah memulai kariernya. Kelompok gen Z terus bertumbuh, apalagi bagi negara yang memiliki bonus demografi yang kuat.
Kebiasaan gen Z saat belanja dinilai berbeda dengan generasi lain. Perbedaan tersebut dilihat dari perilaku dan perspektif mereka dalam melihat value suatu barang. Hal ini membuat para produsen mengubah strategi marketingnya dan tengah mengupayakan untuk berfokus pada pelanggan gen Z.
Berikut hal-hal yang membuat gen Z berbeda dengan generasi lain saat membelanjakan uangnya, dikutip dari Kompas.
Melihat keberagaman
Konsumen muda dari kalangan gen Z saat ini memiliki karakter yang lebih terbuka terhadap keberagaman budaya dan perbedaan. Karakter ini jarang terlihat pada generasi lainnya seperti milenial, dan baby boomer dalam mengeluarkan uangnya.
Sensitif dengan harga
Gen Z disebut mengutamakan keamanan transaksi, sehingga mereka cenderung melakukan transaksi melalui perbankan yang memberikan rasa aman. Selain itu, mereka lebih sensitif dengan harga. Data dari Apptus menunjukkan bahwa gen Z memiliki prosentase yang jauh lebih kecil dibandingkan milenial dalam membelanjakan kartu kredit, yakni hanya berkisar 19 persen. Sementara milenial memiliki kredit atau utang sebesar 30 persen.
Lebih kritis melihat kualitas
Mereka disebut memiliki daya beli yang kuat dan kritis terhadap kualitas. Kebanyakan orang yang lahir di generasi tersebut memiliki permintaan terhadap barang berkualitas tinggi, namun tetap memantau pengeluarannya. Oleh karena itu, perlu mengatur strategi guna menarik minat mereka.
Menuntut belanja berkelanjutan
Gen Z sangat peduli dengan lingkungan dan masa depan, yang merupakan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Oleh karena itu, mereka cenderung membeli produk yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi. Bahkan, mereka rela membayar harga yang lebih mahal untuk produk berkonsep sustainable.
Media sosial sangat memengaruhi minat belanja
Gen Z merasa media sosial sebagai sumber inspirasi, riset produk dan menjadi salah satu alat penghubung dengan brand favorit mereka. Kebanyakan mereka menggunakan Instagram untuk menemukan merek, produk dan layanan baru.
Saat ini kategori brand yang cukup mempengaruhi generasi Z saat berbelanja adalah brand produk fashion dan aksesori. Selain itu, influencer juga memberi pengaruh besar pada mereka.
Penelitian dari Google menunjukkan bahwa 70 persen remaja yang berlangganan saluran YouTube mengatakan bahwa mereka tertarik dengan konten yang dibuat influencer dan YouTuber daripada selebritas pada umumnya. Mereka juga lebih sering membeli suatu barang berdasarkan rekomendasi dari influencer.(*)











Komentar