Ulat Impor Hantui Tanaman Jagung Petani Tambakromo

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Tanaman jagung mejadi komoditas unggulan di Kecamatan Tambakromo. Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Tambakromo, Ahmad Miftahuniam, Senin (19/4/2021).

Menurut Niam, tanaman jagung mendapat ancaman dari hama ulat impor. Ulat tersebut merusak tanaman jagung muda.

“Kami biasa menyebut ulat grayak. 50% luas tanaman jagung di Kecamatan Tambakromo terserang hama tersebut,” ungkapnya.

Ulat grayak merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman jagung. Ulat ini tidak berbulu dan biasa disebut oleh petani sebagai ulat tentara karena menyerang dengan populasi tinggi.

Perlu diketahui, spesies ulat ini memiliki nama latin Spodoptera frugiperda. Hama ini berasal dari Amerika lalu menyebar ke belahan dunia termasuk Indonesia.

Dengan bantuan angin, larva ulat grayak mampu menyerang tanaman budidaya jagung dan sekitarnya. Niam mengatakan, gejala tanaman terserang ulat grayak adalah daun rusak terkoyak, berlubang tidak beraturan, terdapat kotoran seperti serbuk gergaji, dan daun menjadi gundul.

“Ulat ini menyerang bagian pucuk daun yang masih muda sehingga mengakibatkan tanaman jagung mati,” ujarnya.

Pihaknya terus mencoba berkoordinasi dengan Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) demi membasmi serangan hama tersebut.

Perlu diketahui, lahan jagung di Kecamatan Tambakromo terdiri atas lahan sawah dan Lahan Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

“Lahan sawah dengan luas tanam jagung 2.600 hektare. Sementara lahan LMDH dengan luas tanam jagung 102 hektare,” tandasnya.

“Sebenarnya luas lahan hutan 5.000 hektare. Akan tetapi, diatur oleh BPP menjadi lahan tanaman pangan yang ditanami jagung,” imbuh Niam.

Jenis jagung yang ditanam diantaranya jagung Bisi 18, jagung KNK 212, dan jagung Pioner 27.

 

Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Petani Waspadai Hama Ulat Impor Perusak Jagung

Komentar