Berikut Rutinitas Sore yang Membantu Transisi Waktu Istirahat

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Di tengah ritme hidup yang semakin cepat, sore hari kerap menjadi fase krusial yang menentukan kualitas istirahat seseorang. Peralihan dari aktivitas produktif menuju waktu istirahat tidak selalu berjalan mulus, terutama bagi mereka yang terbiasa bekerja atau belajar dalam tekanan waktu.

Tanpa transisi yang tepat, tubuh dan pikiran cenderung tetap berada dalam mode siaga hingga malam hari, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas tidur.

Melansir dari IDN Times, rutinitas sore berperan sebagai jembatan antara kesibukan siang dan waktu pemulihan di malam hari. Aktivitas ringan seperti merapikan ruang kerja, berjalan santai di sekitar rumah, atau melakukan peregangan sederhana membantu tubuh menurunkan ketegangan otot yang menumpuk sepanjang hari.

Gerakan ringan ini juga memberi sinyal alami pada tubuh bahwa fase aktif telah berakhir. Selain aktivitas fisik, kebiasaan menurunkan paparan layar pada sore hari menjadi aspek penting. Cahaya biru dari gawai diketahui dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang berperan dalam mengatur rasa kantuk.

Mengalihkan perhatian ke aktivitas non-digital seperti membaca buku fisik, menulis catatan harian, atau berbincang santai dengan keluarga dapat membantu pikiran beradaptasi menuju kondisi yang lebih tenang.

Rutinitas sore juga berkaitan erat dengan pengaturan pola makan. Mengonsumsi makanan dengan porsi wajar dan tidak terlalu larut membantu sistem pencernaan bekerja lebih optimal sebelum waktu tidur.

Pilihan menu yang lebih ringan dan bergizi turut mendukung proses relaksasi tubuh secara keseluruhan. Tak kalah penting, sore hari dapat dimanfaatkan sebagai waktu refleksi singkat.

Menyusun rencana sederhana untuk esok hari atau mengevaluasi aktivitas yang telah dijalani membantu mengurangi beban pikiran sebelum tidur. Dengan demikian, pikiran tidak terus bekerja saat tubuh seharusnya beristirahat.

Membangun rutinitas sore yang konsisten bukan sekadar soal kebiasaan, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan fisik dan mental.

Transisi yang tenang dan terarah memungkinkan tubuh memasuki waktu istirahat dengan lebih optimal, sehingga kualitas tidur dan kesiapan menghadapi hari berikutnya dapat terjaga dengan baik. (*)

Komentar