SMJTimes.com – Gunung api merupakan salah satu fenomena alam paling menarik yang terbentuk melalui proses geologis di dalam bumi. Pembentukannya berkaitan erat dengan aktivitas lempeng tektonik yang terus bergerak dan menghasilkan tekanan di berbagai titik.
Di balik bentuknya yang megah, gunung api menyimpan proses panjang yang melibatkan panas tinggi, pergeseran kerak bumi, serta pergerakan magma dari dalam mantel bumi.
Melansir dari National Geographic Indonesia, proses pembentukan gunung api bermula ketika panas di dalam bumi melelehkan batuan dan membentuk magma. Magma yang berada di kedalaman memiliki tekanan tinggi sehingga berusaha mencari jalan keluar menuju permukaan.
Ketika tekanan ini berkumpul di bawah kerak bumi, lapisan tanah di atasnya dapat terangkat dan membentuk sebuah struktur menyerupai bukit. Jika jalur retakan mulai terbuka, magma dapat naik melalui saluran yang disebut pipa atau rekahan vulkanik.
Kebanyakan gunung api terbentuk di daerah pertemuan lempeng tektonik. Pada zona subduksi, misalnya, lempeng samudra masuk ke bawah lempeng benua, menghasilkan panas dan tekanan yang memicu terbentuknya magma.
Magma inilah yang kemudian naik dan membangun tubuh gunung secara bertahap melalui serangkaian erupsi. Setiap kali erupsi terjadi, material seperti lava, abu vulkanik, dan batuan pijar menumpuk, sehingga gunung api semakin tinggi dan besar.
Ada pula gunung api yang terbentuk jauh dari batas lempeng, yaitu gunung api hotspot. Pada jenis ini, sumber panas dari dalam bumi naik ke permukaan melalui titik tertentu, menciptakan jalur magma yang stabil.
Gunung api di Hawaii menjadi contoh bagaimana hotspot dapat menghasilkan deretan pulau gunung api yang terbentuk secara bertahap seiring pergeseran lempeng di atasnya. Proses terbentuknya gunung api tidak hanya berhenti setelah gunung berdiri.
Aktivitas di dalam bumi terus berlangsung, sehingga gunung api dapat aktif, istirahat, atau bahkan mati seiring perubahan kondisi magma di bawahnya. Ketika suplai magma berkurang, gunung bisa tidak aktif dalam waktu yang sangat lama.
Sebaliknya, jika tekanan kembali meningkat, potensi letusan dapat muncul kembali. Melalui proses yang panjang dan kompleks tersebut, gunung api tidak hanya menjadi bagian dari lanskap alam, tetapi juga memegang peranan penting dalam pembentukan tanah subur, penciptaan pulau baru, serta dinamika ekosistem di sekitarnya. (*)











Komentar