Sejarah Singkat Candi Borobudur dan Daya Tariknya

Bagikan ke :

SMJTimes.com — Candi Borobudur merupakan salah satu warisan budaya terbesar di dunia yang menjadi kebanggaan Indonesia. Terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, candi ini tidak hanya menjadi destinasi wisata unggulan, tetapi juga simbol kejayaan peradaban Nusantara pada masa lampau.

Sebagai situs warisan dunia yang diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sejak tahun 1991, Borobudur menyimpan nilai sejarah, religi, dan arsitektur yang luar biasa.

Dalam laman belajar daring Ruangguru, Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Pembangunannya diperkirakan dilakukan pada masa pemerintahan Raja Samaratungga.

Struktur candi ini terdiri atas sembilan tingkat, enam di antaranya berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat atas berbentuk lingkaran. Seluruhnya dihiasi lebih dari 2.600 panel relief dan 504 arca Buddha yang menggambarkan ajaran dan perjalanan spiritual menuju kesempurnaan.

Secara filosofis, Borobudur mencerminkan konsep mandala, yaitu pandangan kosmos dalam ajaran Buddha. Tiga tingkatan utamanya, seperti Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk), melambangkan tahapan spiritual manusia menuju pencerahan.

Bentuknya yang megah tanpa menggunakan semen, hanya batu vulkanik yang disusun presisi, menunjukkan kehebatan teknik arsitektur nenek moyang.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, candi ini sempat terkubur abu vulkanik dari Gunung Merapi selama berabad-abad sebelum ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris di Jawa.

Setelah dilakukan berbagai proses restorasi besar, terutama pada tahun 1975–1982 dengan bantuan UNESCO, Borobudur kembali berdiri megah dan menjadi pusat ziarah umat Buddha dari seluruh dunia.

Kini, Borobudur tidak hanya menjadi tempat ibadah dan penelitian sejarah, tetapi juga magnet wisata internasional. Daya tariknya semakin kuat berkat panorama alam di sekitarnya yang menakjubkan, terutama saat matahari terbit di antara Gunung Merapi dan Merbabu.

Acara budaya seperti Borobudur Marathon dan Vesak Festival juga menambah daya pikatnya bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Sebagai simbol toleransi, spiritualitas, dan keindahan budaya, Candi Borobudur menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki warisan dunia yang tidak hanya menakjubkan secara visual, tetapi juga sarat makna filosofis dan sejarah. (*)

Komentar