SMJTimes.com – Perjalanan seorang diri atau solo traveling kini semakin diminati, terutama di kalangan perempuan muda. Aktivitas ini tak hanya menawarkan kebebasan dan kesempatan mengeksplorasi diri, tetapi juga menjadi cara untuk melatih kemandirian dan keberanian.
Namun di balik keindahan perjalanan solo, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar perjalanan tetap aman, nyaman, dan menyenangkan.
Berdasarkan data dari Solo Female Travelers Survey 2024, lebih dari 85 persen perempuan di Asia Tenggara pernah melakukan perjalanan sendiri setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Indonesia termasuk di dalamnya, dengan kota-kota seperti Yogyakarta, Bali, dan Bandung menjadi destinasi favorit karena dianggap ramah bagi pelancong perempuan.
Meski demikian, keamanan tetap menjadi prioritas utama. Sebelum berangkat, penting untuk melakukan riset mendalam tentang destinasi yang akan dikunjungi. Ketahui kondisi sosial, budaya, hingga kebiasaan masyarakat setempat.
Hindari kawasan yang rawan kejahatan atau sepi pada malam hari, dan pastikan selalu memiliki kontak darurat, termasuk nomor kepolisian setempat dan akomodasi tempat menginap.
Selain riset lokasi, hal lain yang tidak kalah penting adalah manajemen barang bawaan. Gunakan tas antimaling atau sling bag dengan resleting tersembunyi, dan hindari membawa terlalu banyak perhiasan atau barang berharga.
Simpan dokumen penting seperti paspor, identitas diri, dan tiket cadangan di tempat terpisah untuk mengurangi risiko kehilangan.
Pemilihan akomodasi juga berpengaruh besar terhadap kenyamanan perjalanan. Kini banyak hotel, guest house, dan hostel yang menyediakan kamar khusus perempuan dengan keamanan ekstra.
Platform pemesanan daring juga telah menambahkan fitur ulasan dari sesama pelancong perempuan yang bisa dijadikan acuan.
Dalam hal transportasi, sebaiknya pilih moda yang memiliki reputasi baik dan sistem pelacakan jelas. Gunakan transportasi resmi seperti taksi aplikasi atau kendaraan sewa dengan sopir berizin.
Jika menggunakan kendaraan umum, hindari bepergian terlalu larut malam dan pastikan rute perjalanan sudah diketahui sebelumnya.
Selain faktor keamanan fisik, solo traveling juga menuntut kesiapan mental. Perempuan yang bepergian sendiri perlu membangun rasa percaya diri dan kemampuan mengambil keputusan cepat.
Membawa power bank, peta offline, serta menghafal beberapa kalimat penting dalam bahasa lokal juga dapat membantu dalam situasi darurat.
Tak kalah penting, tetap terhubung dengan keluarga atau teman dekat selama perjalanan. Kirim lokasi secara berkala, jadwal kegiatan, dan informasi penginapan. Hal ini tidak hanya memberi rasa aman bagi keluarga, tetapi juga menjadi langkah preventif jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pada akhirnya, solo traveling bagi perempuan bukan sekadar tren gaya hidup, tetapi bentuk aktualisasi diri. Dengan persiapan matang dan kewaspadaan yang tepat, perjalanan seorang diri bisa menjadi pengalaman berharga yang memperkaya hidup. (*)











Komentar