SMJTimes.com – Tren perjalanan di tahun 2025 tak hanya menyoroti destinasi dan gaya hidup berkelanjutan, tetapi juga bagaimana para pelancong mengekspresikan diri melalui outfit yang dikenakan.
Dalam era di mana setiap momen bisa menjadi konten, pilihan busana untuk bepergian kini tidak sekadar soal kenyamanan, melainkan juga tampilan yang estetik dan siap tampil di media sosial.
Menurut laporan Global Travel Trend Report 2025, sebanyak 68% wisatawan muda di Asia Tenggara kini mempertimbangkan nilai visual dari pakaian yang mereka kenakan saat bepergian.
Outfit yang multifungsi, ringan, dan mudah dipadupadankan menjadi pilihan utama, terutama di tengah tren smart packing yang menekankan efisiensi tanpa mengorbankan gaya.
Gaya travel tahun ini banyak dipengaruhi oleh konsep effortless chic atau penampilan sederhana yang tetap terkesan rapi dan trendi. Co-ord set berbahan linen atau katun menjadi favorit karena tidak mudah kusut, nyaman di iklim tropis, dan tetap terlihat elegan dalam foto.
Selain itu, busana berwarna netral seperti beige, olive, dan dusty blue kembali digemari karena mudah dipadu dengan berbagai latar destinasi, baik pegunungan, pantai, maupun kota.
Dari sisi fungsionalitas, outfit berkonsep utilitarian semakin menonjol. Jaket lipat, celana kargo ringan, hingga rok dengan banyak kantong kini dirancang untuk memadukan gaya dengan fungsi praktis.
Banyak brand lokal yang mulai mengadaptasi tren ini dengan menambahkan fitur ramah lingkungan seperti bahan daur ulang dan teknologi UV protection.
Misalnya, produk berbahan eco-nylon dan bamboo fiber mulai diproduksi massal oleh label lokal karena ringan, cepat kering, dan tidak mudah bau saat digunakan dalam perjalanan panjang.
Selain pakaian, aksesori travel juga turut mengalami perkembangan. Tas selempang mini dan crossbody bag masih menjadi pilihan utama karena praktis dan aman. Namun, pada tahun ini muncul variasi baru berupa functional belt bag yang dapat disulap menjadi shoulder bag atau handbag.
Untuk alas kaki, sepatu slip-on breathable dan sandal sporty tetap menjadi pilihan universal, terutama bagi mereka yang aktif menjelajah.
Dari sisi gaya, pengaruh media sosial tetap kuat dalam menentukan tren. Banyak influencer perjalanan menampilkan konsep mix and match lokal dengan menggabungkan produk fashion lokal dari daerah yang mereka kunjungi.
Pendekatan ini tak hanya memperkaya konten visual, tetapi juga mendukung keberlanjutan industri fashion dalam negeri. Sementara itu, tren warna 2025 yang diusung oleh sejumlah rumah mode besar dunia juga turut membentuk gaya busana perjalanan.
Warna pastel hangat seperti butter yellow, soft terracotta, dan moss green menjadi simbol ketenangan dan koneksi dengan alam, dua hal yang kini dianggap penting dalam perjalanan pascapandemi. (*)
Komentar