SMJTimes.com – Musik dangdut bukan sekadar hiburan, tetapi sudah menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia. Sejak kemunculannya pada era 1970-an, dangdut berhasil merangkul berbagai lapisan masyarakat dengan liriknya yang dekat dengan keseharian rakyat.
Tak heran jika hingga kini, dangdut masih memiliki tempat istimewa di hati banyak orang. Menurut studi dari Universitas Gadjah Mada, salah satu alasan mengapa dangdut begitu dicintai adalah karena sifatnya yang membumi.
Lagu-lagu dangdut sering kali mengangkat tema kehidupan sehari-hari, mulai dari cinta, patah hati, perjuangan hidup, hingga kritik sosial. Dengan cara ini, masyarakat merasa dekat dan bisa menemukan cerminan diri mereka dalam lirik yang dibawakan.
Ditambah lagi, bahasa yang digunakan umumnya sederhana, sehingga mudah dipahami dan dinikmati siapa saja, tanpa memandang usia maupun latar belakang pendidikan.
Irama dangdut juga menjadi daya tarik tersendiri. Perpaduan alat musik tradisional dengan pengaruh melayu, India dan Arab membuatnya unik sekaligus universal. Ketukan gendang dan suling yang khas mampu menggerakkan tubuh secara spontan.
Tidak sedikit yang mengatakan bahwa dangdut adalah musik untuk bergoyang, karena setiap orang yang mendengarnya hampir pasti ingin ikut bergerak mengikuti irama.
Selain itu, dangdut memiliki kemampuan beradaptasi dengan zaman. Dari era Rhoma Irama yang dikenal dengan sebutan Raja Dangdut, hingga era modern dengan munculnya koplo dan remix yang viral di media sosial, genre ini terus berkembang tanpa kehilangan akar tradisionalnya.
Musisi dangdut generasi baru berhasil membawa nuansa segar sehingga tetap diminati anak muda, sambil mempertahankan penggemar lama yang sudah akrab sejak dulu.
Hal lain yang membuat dangdut begitu melekat adalah perannya dalam kebersamaan. Di berbagai acara, mulai dari hajatan, konser rakyat, hingga festival besar, dangdut selalu hadir sebagai pengikat suasana.
Musik ini mampu menyatukan orang dari berbagai kalangan, baik di desa maupun kota, dalam kegembiraan yang sama. Suasana hangat, meriah, dan penuh tawa yang tercipta dari lantunan dangdut membuat masyarakat merasa terhibur sekaligus terikat secara emosional.
Lebih jauh, dangdut juga menjadi medium ekspresi masyarakat. Banyak musisi menggunakan dangdut untuk menyuarakan kegelisahan, kritik sosial, bahkan pesan moral. Dengan begitu, dangdut bukan hanya hiburan, melainkan juga sarana komunikasi budaya yang kuat. (*)
Komentar