SMJTimes.com – Pernahkah Anda merasa berada dalam sebuah situasi yang terasa sangat familiar, padahal secara logika hal itu baru pertama kali dialami? Fenomena ini dikenal sebagai dejavu, istilah dari bahasa Prancis yang berarti “sudah pernah dilihat.”
Rasa aneh ini kerap dialami oleh banyak orang di berbagai belahan dunia, namun hingga kini masih menjadi teka-teki yang menarik perhatian para ilmuwan, psikolog, hingga masyarakat awam.
Gambaran umum dejavu disebut dengam pengalaman ketika seseorang merasa pernah berada di situasi yang sama, meski tidak ada bukti nyata bahwa hal itu benar-benar pernah terjadi sebelumnya.
Beberapa orang menjelaskan sensasi ini sebagai percampuran antara ingatan samar dengan peristiwa nyata, yang muncul begitu cepat hingga sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Sebuah studi dari Fakultas Psikologi Universitas Medan Area menjelaskan pendapat dari para ahli neurologi yang menyebut kondisi dejavu erat kaitannya dengan fungsi otak, khususnya bagian yang mengatur ingatan.
Salah satu teori yang cukup populer menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi ketika otak mengalami kesalahan pemrosesan, misalnya ketika otak menerima informasi baru, sistem memori jangka panjang dan pendek saling tumpang tindih.
Hal ini membuat pengalaman yang benar-benar baru justru terasa seperti sesuatu yang sudah pernah dialami.
Selain itu, ada pula pandangan dari sisi psikologi yang menilai dejavu sebagai refleksi dari kondisi emosional dan kelelahan mental. Seseorang yang mengalami stres atau kurang tidur disebut lebih rentan merasakan fenomena ini.
Menariknya, dejavu tidak hanya dipandang dari kacamata ilmiah. Dalam perspektif budaya, ada masyarakat yang mengaitkan fenomena ini dengan hal-hal mistis, seperti firasat atau tanda dari masa lalu.
Fenomena ini memperlihatkan betapa kompleks dan menakjubkannya cara kerja otak manusia. Di balik rasa aneh yang ditimbulkan, dejavu seakan menjadi pengingat bahwa memori, perasaan, dan kesadaran kita merupakan bagian dari sistem yang rumit sekaligus penuh kejutan. (*)
Komentar