SMJTimes.com – Hampir semua orang pernah merasakan sulitnya melupakan seseorang atau hubungan yang sudah berakhir. Meski waktu terus berjalan, kenangan sering kali masih melekat kuat dan membuat hati terasa berat untuk membuka lembaran baru.
Ternyata, ada beberapa fakta unik yang bisa menjelaskan kenapa move on bukan perkara mudah menurut Halodoc.
Pertama secara psikologis, otak manusia terbiasa dengan kebiasaan yang sudah dijalani berulang kali. Ketika menjalani hubungan, ada rutinitas bersama yang terbentuk mulai dari saling menghubungi, bertemu, hingga berbagi cerita.
Saat kebiasaan itu tiba-tiba berhenti, otak mengalami semacam kehilangan pola sehingga butuh waktu untuk beradaptasi.
Kedua, ada peran hormon dalam proses ini. Saat jatuh cinta, tubuh melepaskan dopamin dan oksitosin yang memberi rasa bahagia dan keterikatan. Ketika hubungan berakhir, tubuh seperti mengalami kekosongan karena tidak lagi mendapatkan hormon tersebut dalam intensitas yang sama.
Hal ini membuat seseorang cenderung mencari atau merindukan kembali sumber kebahagiaan lamanya.
Ketiga, faktor memori emosional juga berpengaruh besar. Kenangan manis biasanya tersimpan lebih kuat daripada momen buruk. Itulah sebabnya seseorang sering kali hanya mengingat hal-hal indah, meski sebenarnya hubungan itu juga diwarnai pertengkaran.
Efek nostalgia inilah yang membuat proses move on terasa lebih berat.
Selain itu, ada juga aspek sosial yang memengaruhi. Lingkungan, teman, atau bahkan media sosial bisa menjadi pemicu sulitnya melupakan mantan. Melihat postingan atau mendengar kabar tentangnya sering kali membuat luka lama terbuka kembali.
Meski tampak menyulitkan, nyatanya proses move on bisa dijalani dengan lebih ringan jika seseorang berani menerima keadaan, fokus pada pengembangan diri, dan memberi ruang bagi pengalaman baru. Bagaimanapun, move on bukan berarti melupakan sepenuhnya, melainkan belajar berdamai dengan masa lalu sambil menyiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik. (*)
Komentar