SMJTimes.com – WhatsApp merupakan aplikasi pesan instan yang paling populer di Indonesia. Hampir setiap orang menggunakannya untuk berkomunikasi baik dalam lingkup keluarga, pekerjaan, maupun pertemanan.
Fenomena yang menarik adalah kecenderungan masyarakat Indonesia yang gemar membuat grup WhatsApp, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun.
Menurut data We Are Social 2024, Indonesia menempati posisi lima besar dunia sebagai negara dengan jumlah pengguna WhatsApp terbanyak. Tingginya angka tersebut berbanding lurus dengan maraknya pembentukan grup yang dianggap sebagai sarana komunikasi paling efektif.
Mengutip dari Mojok, salah satu alasan utamanya adalah budaya kolektivitas. Masyarakat Indonesia dikenal memiliki ikatan sosial yang erat. Grup WhatsApp menjadi wadah untuk menjaga kebersamaan, berbagi informasi, hingga mempererat hubungan yang mungkin sulit dijaga secara tatap muka.
Misalnya, grup keluarga lintas generasi, grup alumni sekolah, hingga grup arisan ibu-ibu.
Selain faktor sosial, aspek praktis juga berperan penting. Grup WhatsApp memudahkan koordinasi, baik dalam konteks pekerjaan maupun kegiatan komunitas.
Informasi bisa tersebar secara cepat dan serentak kepada banyak orang sehingga dianggap lebih efisien dibandingkan menghubungi satu per satu.
Tidak hanya itu, grup WhatsApp juga sering menjadi ruang hiburan. Berbagai konten ringan seperti meme, foto, atau video lucu kerap dibagikan antaranggota. Hal ini menciptakan suasana akrab meski interaksi dilakukan secara daring.
Namun, maraknya grup WhatsApp juga menimbulkan dinamika tersendiri. Tidak jarang pengguna merasa kewalahan dengan banyaknya notifikasi dari grup yang diikuti.
Beberapa bahkan menganggap keberadaan terlalu banyak grup bisa mengganggu fokus, meskipun tetap sulit untuk keluar karena alasan sosial.
Fenomena ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi di Indonesia tidak lepas dari budaya gotong royong dan rasa kebersamaan. Grup WhatsApp bukan sekadar fitur komunikasi, melainkan juga cerminan cara masyarakat Indonesia menjaga ikatan sosial di era digital. (*)
Komentar