SMJTimes.com – Cosplay yang merupakan singkatan dari costume play menjadi salah satu bentuk budaya populer yang identik dengan dunia anime, manga, dan gim asal Jepang.
Fenomena ini semakin berkembang secara global termasuk di Indonesia, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap produk budaya Jepang. Cosplay tidak hanya dianggap sebagai hobi, tetapi juga bagian dari industri kreatif yang melibatkan seni, komunitas, dan hiburan.
Cosplay pertama kali populer di Jepang pada dekade 1980-an berawal dari ajang konvensi anime dan manga. Para penggemar mengenakan kostum menyerupai karakter favorit mereka sebagai bentuk apresiasi.
Seiring waktu, cosplay berkembang pesat dan menjadi budaya tersendiri bahkan menyebar ke Amerika, Eropa, hingga Asia Tenggara.
Menurut data Japan External Trade Organization (JETRO), industri terkait budaya populer Jepang, termasuk cosplay menyumbang miliaran yen setiap tahunnya bagi perekonomian kreatif Jepang.
Hal ini menunjukkan bahwa cosplay tidak lagi sebatas hobi, melainkan bagian dari industri global yang berpengaruh.
Di Indonesia, budaya cosplay mulai dikenal luas sejak awal tahun 2000-an melalui event bertema Japanese culture di berbagai kota besar.
Hingga kini, sejumlah acara rutin seperti Ennichisai di Jakarta, Anime Festival Asia (AFA), hingga pameran gim internasional selalu menghadirkan kompetisi cosplay yang menarik minat ribuan pengunjung.
Komunitas cosplay juga tumbuh subur di berbagai daerah, menjadi ruang bagi anak muda untuk berkreasi dan bersosialisasi. Aktivitas ini tidak hanya melibatkan pembuatan kostum, tetapi juga fotografi, pertunjukan, dan konten digital yang diunggah ke media sosial.
Di Indonesia cosplay tidak hanya memperkaya ragam budaya populer, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri kreatif dan pariwisata. Dengan pengelolaan yang sehat, cosplay berpotensi terus tumbuh sebagai sarana ekspresi, hiburan, dan persahabatan lintas budaya. (*)
Komentar