Fenomena Pamer OOTD di Media Sosial

Bagikan ke :

SMJTimes.com Media sosial kini tidak hanya menjadi ruang komunikasi, tetapi juga wadah ekspresi diri. Salah satu tren yang semakin populer adalah kebiasaan membagikan Outfit of The Day (OOTD) atau gaya berpakaian sehari-hari.

Fenomena pamer OOTD ini banyak ditemui di berbagai platform mulai dari Instagram, TikTok, hingga Twitter, dengan berbagai gaya busana yang ditampilkan sesuai kepribadian masing-masing pengguna.

OOTD tidak sekadar menunjukkan pakaian yang dikenakan, melainkan juga cara seseorang mengekspresikan identitas dan gaya hidup.

Menurut laporan We Are Social tahun 2023, lebih dari 70 persen pengguna media sosial di Indonesia aktif mengunggah konten foto maupun video pribadi, dan OOTD termasuk salah satu kategori yang paling sering dibagikan.

Bagi sebagian orang, OOTD menjadi sarana untuk menunjukkan selera fesyen sekaligus membangun citra diri. Gaya berpakaian yang diunggah dapat memberikan kesan profesional, kasual, elegan, maupun kreatif, sesuai pesan yang ingin disampaikan pemilik akun.

Maraknya unggahan OOTD tidak terlepas dari peran influencer dan selebritas media sosial. Mereka kerap menjadi rujukan gaya bagi para pengikutnya, sekaligus mendorong tren fesyen tertentu.

Kehadiran konten OOTD yang konsisten juga menjadi peluang untuk bekerja sama dengan merek pakaian, sepatu, maupun aksesori, sehingga tren ini berkembang menjadi bagian dari industri digital marketing.

Data dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menunjukkan peningkatan transaksi produk fesyen secara daring, salah satunya didorong oleh tren pamer OOTD.

Semakin sering gaya berpakaian ditampilkan di media sosial, semakin besar pula pengaruhnya terhadap keputusan belanja konsumen.

Fenomena OOTD tidak hanya berdampak pada tren fesyen, tetapi juga pada pola interaksi sosial. Bagi sebagian orang, membagikan OOTD memberi rasa percaya diri dan kebanggaan.

Namun, ada pula yang mengkritisi tren ini karena dianggap mendorong konsumerisme dan membandingkan penampilan antar pengguna.

Psikolog sosial menilai bahwa OOTD dapat memiliki sisi positif jika dijadikan media ekspresi diri yang sehat, bukan sekadar ajang pamer.

Dengan perspektif yang tepat, unggahan OOTD bisa menginspirasi kreativitas, menumbuhkan apresiasi terhadap keberagaman gaya, serta memperluas koneksi antar pengguna.

Pamer OOTD di media sosial kini telah menjadi bagian dari budaya digital yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Fenomena ini mencerminkan kebutuhan masyarakat modern untuk mengekspresikan diri sekaligus mengikuti perkembangan fesyen. (*)

Komentar