SMJTimes.com – Di era digital saat ini, ponsel pintar menjadi teman setia hampir semua orang. Dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi, tangan kita hampir selalu menyentuh layar handphone (HP).
Bahkan, rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu sekitar 6 jam 5 menit per hari untuk mengakses internet melalui perangkat seluler. Angka ini menunjukkan betapa eratnya keterikatan manusia dengan HP.
Salah satu alasan utama manusia sulit lepas dari HP adalah fungsinya yang serbaguna. HP bukan lagi sekadar alat komunikasi, tetapi juga menjadi pusat hiburan, alat kerja, hingga sarana belanja.
Dalam satu genggaman kita bisa menonton film, bekerja, membaca berita, bahkan memesan makanan. Semua kemudahan membuat manusia semakin sulit untuk menjauh dari HP.
Selain itu, faktor psikologis juga berperan besar. Aplikasi media sosial dirancang menggunakan algoritma yang memicu rasa penasaran dan dopamin, zat kimia otak yang berhubungan dengan rasa senang.
Setiap kali mendapat notifikasi, otak memberikan sensasi puas yang membuat manusia ingin membuka HP lagi dan lagi. Fenomena ini dikenal sebagai dopamine loop yang mirip dengan pola kecanduan ringan.
Faktor sosial juga tidak kalah penting. Banyak orang merasa takut ketinggalan informasi atau momen tertentu jika tidak membuka HP. Kondisi ini disebut FOMO (Fear of Missing Out).
Studi dari Global Web Index (2024) menunjukkan bahwa 78% pengguna internet di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengaku membuka media sosial hanya karena takut ketinggalan kabar dari lingkaran pertemanan mereka.
Namun, meski HP memberi banyak manfaat, penggunaan berlebihan bisa berdampak negatif. Dari sisi kesehatan, terlalu lama menatap layar dapat menyebabkan mata lelah, nyeri leher, hingga kualitas tidur yang menurun.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam menggunakan HP. Beberapa cara sederhana bisa dilakukan, misalnya membatasi notifikasi, menetapkan waktu khusus tanpa HP, hingga mengganti kebiasaan scrolling dengan aktivitas lain yang lebih sehat. (*)
Komentar