SMJTimes.com – Fenomena live streaming atau siaran langsung semakin marak beberapa tahun terakhir. Dari platform seperti TikTok, Instagram, hingga YouTube, konten siaran langsung ini berhasil menarik jutaan penonton setiap harinya.
Salah satu alasannya adalah faktor interaktivitas. Berbeda dengan video biasa, live streaming memberikan kesempatan penonton untuk berinteraksi langsung dengan kreator.
Data dari Kepios (2024) menunjukkan sekitar 23,7% pengguna internet global mengaku menonton live streaming setiap minggu dengan alasan ingin merasa lebih dekat dengan konten kreator. Rasa kedekatan ini membuat penonton betah meskipun siarannya berlangsung lama.
Selain itu, ada faktor hiburan spontan. Menurut laporan Sensor Tower (2023), aplikasi berbasis live streaming seperti TikTok Live dan BIGO Live mengalami peningkatan unduhan hingga 30% dibanding tahun sebelumnya.
Hal ini menandakan bahwa orang semakin mencari hiburan real-time yang sifatnya tidak terduga. Setiap live selalu menghadirkan momen yang fresh, sehingga penonton merasa tidak ingin ketinggalan.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah komunitas. Live streaming menciptakan ruang berkumpul digital bagi orang-orang dengan minat yang sama. Misalnya, pecinta musik bisa saling berkomentar saat konser virtual atau penonton belanja live bisa berbagi tips produk di kolom chat.
Inilah yang membuat orang merasa jadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Dari sisi ekonomi, tren ini juga mendorong pertumbuhan besar. Nilai pasar live streaming global diperkirakan mencapai lebih dari 184 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2027, dengan Asia menjadi pasar terbesar.
Dengan kombinasi interaktivitas, spontanitas, dan rasa kebersamaan, wajar jika live streaming kini menjadi salah satu bentuk hiburan digital paling populer. (*)
Komentar