Deepfake Kian Marak, Berikut Bahayanya

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Sebuah video viral di media sosial menampakkan seorang Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang mengucapkan kalimat mengenai guru sebagai beban negara.

Pernyataan tersebut dikonfirmasi langsung olehnya melalui akun Instagram bahwa video yang beredar bukanlah yang sebenarnya. Hal itu diketahui merupakan hasil dari kejahilan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) deepfake.

Melansir dari CNN Indonesia, video yang kadung memunculkan sentimen negatif publik dengan banyaknya kritikan masyarakat yang merupakan hasil deepfake itu menggunakan potongan video pidato Sri Mulyani dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di Institut Teknologi Bandung pada 7 Agustus 2025 lalu.

Sementara pengertian deepfake sendiri menggunakan AI untuk menghasilkan video atau audio yang benar-benar baru, dengan tujuan menggambarkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi pada kenyataannya.

Seorang analis senior Graphika, sebuah perusahaan yang meneliti aliran informasi di jaringan digital, Cristina Lopez menerangkan istilah deepfake berasal dari algoritma pembelajaran mendalam yang memungkinkan mesin belajar sendiri untuk memecahkan suatu masalah.

Pembelajarannya dijalankan dengan menggunakan kumpulan data yang besar untuk membuat konten palsu dari orang sungguhan.

Istilah “fake” sendiri merujuk pada ketidaknyataan sesuatu atas sebuah konten yang terlihat.

Deepfake mulai dipakai pada tahun 2017 ketika seorang moderator situs Reddit mulai memposting video yang menggunakan teknologi penukaran wajah untuk menyisipkan kemiripan selebritas ke dalam video porno yang sudah ada.

Dalam video deepfake, suara orang dapat direplikasi dengan memberikan data audio asli dari orang tersebut kepada model AI, sehingga melatih AI tersebut untuk menirunya.

Deepfake sering kali dikaitkan dengan motif jahat, termasuk menciptakan informasi yang salah dan menimbulkan kebingungan tentang hal-hal yang penting secara politik. (*)

Komentar