Rahasia di Balik Popularitas Seblak Pedas

Bagikan ke :

SMJTimes.comSaat ini, tak sulit untuk menemukan pedagang seblak di sudut-sudut kota di seluruh Indonesia. Makanan yang dulunya hanya dikenal sebagai khas Sunda kini menjelma sebagai ikon makanan pedas khas Nusantara.

Seblak menjadi cerminan kreativitas masyarakat dalam mengolah bahan-bahan sederhana seperti kerupuk, telur, bakso, bahkan pasta menjadi sajian yang nikmat dengan sentuhan bumbu khas cabai dan kencur.

Di balik kelezatannya, sejarah seblak mengandung nilai-nilai ketahanan pangan yang unik dipelajari.

Mengutip dari Liputan6, beberapa sumber menyebutkan bahwa seblak telah dikenal sejak zaman kemerdekaan, terutama di daerah Parahyangan seperti Garut dan Bandung yang disebutkan bahwa seblak berasal dari kerupuk leor.

Kerupuk leor merupakan kerupuk mentah yang dimasak dengan bawang putih dan cabai rawit hingga lunak. Kerupuk lama yang tidak enak digoreng, diolah kembali dengan direbus dan diberi bumbu agar tidak terbuang sia-sia.

Seblak diketahui mulai populer secara luas di awal tahun 2000-an dengan ciri khasnya yaitu kerupuk basah yang dimasak dengan campuran rempah seperti kencur, bawang putih, dan cabai.

Keunikan rasa kencur menjadi ciri khas utama yang membedakan seblak dari makanan kuah pedas lainnya.

Masyarakat Sunda dikenal dengan kekayaan kuliner berbasis tapioka (aci) seperti cireng, cilok, cimol, cibay, hingga bakso aci.

Hal ini dijadikan sebagai bentuk fakta bahwa Jawa Barat merupakan pusat produksi tepung tapioka.

Seblak bukan hanya sebagai makanan kuah pedas, melainkan simbol adaptasi budaya terhadap perubahan zaman dan kebutuhan. (*)

Komentar