SMJTimes.com – Sudah 80 tahun merdeka, Indonesia telah berhasil menaungi ribuan perusahaan di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, perdagangan, hingga jasa.
Di tengah maraknya bisnis modern, beberapa perusahaan RI (Republik Indonesia) telah lama hadir dan tetap bertahan memberikan kontribusi bagi masyarakat dari sebelum Indonesia merdeka hingga kini.
Kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia berhasil menciptakan lapangan pekerjaan, pembayaran pajak hingga transfer pengetahuan.
Mengutip dari CNBC Indonesia, beberapa perusahaan RI tertua yang masih ada dari sebelum kemerdekaan hingga kini, di antaranya:
- PT Pos Indonesia
Gustaaf Willem Baron van Imhoff, seorang Gubernur Jenderal VOC mendirikan lembaga pengantaran barang melalui sistem pos yang dilatarbelakangi oleh besarnya arus perdagangan di Indonesia. Lembaga tersebut menjadi kantor pos pertama di Indonesia yang berdiri pada 26 Agustus 1746.
Lembaga pos yang pada waktu itu disebut Posten Telegrafdienst mengalami perkembangan usai terciptanya kantor pos di Semarang dan rute perjalanan berupa Jalan Raya Pos buatan Daendels.
Hingga saat ini, kantor pos masih tetap eksis dan berkontribusi positif dalam bidang logistik, keuangan, dan pengembangan masyarakat yang berperan dalam penyaluran bantuan sosial dengan layanan keuangan yang inklusif.
- Kimia Farma
Sejarah mencatat Kimia Farma menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang berdiri pada 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Perusahaan ini dibentuk pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi obat-obatan modern, khususnya untuk menangkal penyakit tropis.
Pada 1958, NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co mengalami nasionalisasi menjadi Kimia Farma yang berubah menjadi perusahaan publikpada 2001. Kini, Kimia Farma terus berkembang memperluas jaringan apotek di seluruh Indonesia.
- Bank Rakyat Indonesia
Buku One Hundred Years Bank Rakyat Indonesia mencatat sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu bank tertua di Indonesia yang bermula dari kas masjid.
Pada 1894, Raden Bei Aria Wirjaatmadja mendengar kabar seorang guru sekolah yang terpaksa meminjam uang ke rentenir lantaran ingin mengadakan pesta sunatan.
Dengan amanahnya sebagai pengelola uang kas masjid Kota Purwokerto sebesar 4.000 gulden, Raden Bei memiliki ide menjadikan uang itu sebagai sarana menolong sang guru tersebut supaya tak lagi meminjam ke rentenir.
Langkah tersebut semakin maju pada tahun berikutnya untuk bisa dipinjam oleh para pegawai hingga petani. Pada 16 Desember 1895, Raden Bei bersama Raden Atma Soepradja, R. Atma Soebrata dan R. Djaja Soemitra membentuk bank simpan pinjam De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.
Setelah Indonesia merdeka, namanya lalu berganti menjadi Bank Rakjat Indonesia (BRI) yang diambil alih menjadi bank milik negara.
- Kapal Api
Sejarah kopi Kapal Api berawal pada 1920-an ketika seorang perantau asal Fujian Tiongkok bernama Go Soe Loet memulai usaha kopi rumahannya di Surabaya dengan memberi merek HAP Hootjan yang berarti kapal api yang terinspirasi dari perjalanannya ke Jawa menggunakan kapal uap.
Bisnis ini diteruskan anaknya yang bernama Go Tek Whie (Soedomo Mergonoto) hingga pada 1970-an mereknya berganti menjadi Kapal Api. Ia mendirikan PT Santos Jaya Abadi di Sidoarjo dan memperluas pasarnya dari luar Jawa hingga ekspor ke Timur Tengah dan Asia.
Inovasinya melahirkan berbagai merek lain di antaranya Kopi ABC, Good Day dan Ceremix.
- Unilever
Unilever lahir pada 5 Desember 1933 oleh Lever Zeepfabrieken N.V. yang membuka pabrik di Angke, Jakarta Utara yang produk-produknya selalu menempel dalam keseharian orang Indonesia.
Merek Unilever banyak menjadi kata ganti untuk fungsi tertentu, seperti “Sunlight” untuk sabun cuci piring, “Rinso” untuk sabun cuci baju, “Lifebuoy” untuk sabun mandi batangan, dan “Pepsodent” untuk pasta gigi.
Kehadiran Unilever mampu menerapkan bisnis yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan bertumbuh bersama masyarakat hingga menurut Annual Report tahun 2024, Unilever Indonesia meningkatkan taraf hidup 4,266 karyawan, 80,000 warung dan toko, 35 ribu petani kedelai hitam dan gula kelapa, serta jutaan stakeholders dalam rantai pasok Perusahaan. (*)
Komentar