Fenomena Persaingan Ketat Sebabkan Raksasa E-commerce Tutup di Indonesia

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Salah satu raksasa e-commerce dunia JD.com asal China dikabarkan menutup layanannya di Indonesia JD.id pada Maret 2023 silam.

Kabar tersebut disebabkan adanya fenomena persaingan ketat bersama pangsa pasar dari e-commerce lain yang sudah lebih dulu menggarap bisnis serupa, seperti Meituan yang merupakan pemimpin industri dan Ele.me dari Alibaba.

Para eksekutif perusahaan memperingatkan kepada ketiga e-commerce tersebut akan adanya fenomena persaingan ketat ini dengan menjanjikan hampir 200 miliar yuan dalam beberapa bulan terakhir untuk subsidi pengiriman instan.

Hal tersebut memicu perang harga yang telah menarik perhatian para pengguna.

Melansir dari CNBC Indonesia, menurut data dari M Science pengguna aktif harian JD.com untuk bisnis pengiriman pelan-pelan menurun sejak pencapaian puncaknya di pertengahan Juni 2025. Angkanya anjlok lebih dari 13% setiap minggu hingga 27 Juli.

Selain itu, investasi JD.com dalam layanan pesan-antar makanan juga telah menekan profitabilitas. Terjadi penyusutan margin operasi yang disesuaikan hingga 0,3% pada kuartal Juni dari 4% tahun lalu.

Sementara Meituan dan Alibaba masih menjadi pemain dominan untuk pengiriman makanan yang dalam hal ini JD.com belum cukup ahli menjajaki.

Pesanan harian Meituan untuk produk makanan dan ritel mencapai rekor tertinggi hingga Rp120 juta yang artinya, sudah mampu menguasai hampir 70% pangsa pasar pengiriman.

Sedangkan bisnis perdagangan instan Taobao milik Alibaba yang digabungkan dengan Ele.me memiliki pengguna aktif harian sebanyak lebih dari 200 juta dengan capaian pesanan harian 80 juta per awal Juli.

Kendati demikian, JD.com masih tetap menggenjot bisnisnya di kampung halaman.

Pada Februari lalu, JD.com meluncurkan unit layanan pesan-antar makanan bernama JD Takeaway dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap bisnis inti yang tertekan adanya pelemahan ekonomi dan sengitnya kompetisi.

Upaya ini membuahkan hasil yang terlihat dari meningkatnya basis pengguna, trafik, dan pendapatan hingga lebih dari 40% di kuartal-II (Q2) pada Agustus 2025. (*)

Komentar