SMJTimes.com – Setelah film animasi berjudul Jumbo berhasil mengguncang dunia perfilman lantaran hasilnya yang di luar ekspektasi dengan jumlah penonton mencapai 10 juta, Indonesia kembali didatangkan film animasi terbaru berjudul Merah Putih One for All.
Namun, belum sampai pada tanggal penayangan, film animasi ini menuai banyak kritikan dari para penggemar film yang dinilai dari rilisan poster dan trailernya.
Lantas, dari respon yang didapat kedua film animasi tersebut, bagaimana sebenarnya proses pembuatan film animasi yang memiliki tingkat kesulitan lebih unggul dibanding film biasanya?
Dikutip dari Tempo, menurut Miftahul Huda dalam buku Teknologi Komputer menjelaskan arti animasi sebagai seni menghasilkan gambar bergerak menggunakan perangkat lunak (software) komputer.
Beberapa jenis software yang digunakan untuk produksi film animasi di antaranya Adobe After Effect, Maya, Substance Painter, 3ds Max, dan sebagainya.
Alur produksi animasi terdiri dari tiga tahap utama yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi animasi.
Tahap praproduksi animasi melibatkan penentuan tema, ide, dan konsep animasi yang akan dibuat.
Tahap produksi animasi melibatkan proses modelling, texturing, rigging, hingga rendering yang menjadi inti pengerjaan editing dan sketching animasi.
Yang ketiga, tahap pascaproduksi animasi yang dikenal sebagai tahap penutupan di mana animasi disusun sedemikian rupa hingga siap tayang.
Sebagai salah satu bentuk media hiburan dan edukasi, animasi yang baik sebisa mungkin dapat menyampaikan pesan, cerita hingga pembelajaran yang baik kepada audiens.
Oleh karena itu, diperlukan penerapan teknik produksi animasi yang tepat untuk mewujudkan karya animasi terbaik yang bisa dinikmati seluruh penggemar film animasi terkhususnya. (*)
Komentar