SMJTimes.com – Algoritma media sosial merupakan sistem pemrograman yang digunakan untuk menentukan konten apa saja yang muncul di beranda atau feed pengguna.
Algoritma bekerja dengan menganalisis perilaku pengguna, memprediksi minat mereka dan menampilkan konten yang dianggap paling relevan.
Menurut Oxford Dictionary of Computer Science, algoritma adalah serangkaian instruksi logis yang dijalankan komputer untuk menyelesaikan masalah atau tugas tertentu.
Dalam konteks media sosial, algoritma digunakan untuk menyaring dan mengurutkan miliaran konten agar setiap pengguna mendapatkan tampilan yang lebih personal.
Setiap platform memiliki kriteria khusus, namun secara umum algoritma media sosial mempertimbangkan interaksi pengguna yang meliputi like, komentar, share dan waktu yang dihabiskan pada suatu konten.
Selain itu, riwayat aktivitas juga diperhatikan yang bisa dilihat dari seberapa sering pengguna berinteraksi dengan suatu tipe konten, entah foto atau video dari suatu akun atau topik yang sering diikuti, dicari, atau dilihat.
Yang paling menonjol adalah adanya popularitas dari suatu konten yang juga diterapkan di beberapa media sosial seperti Instagram, TikTok hingga YouTube. Biasanya, popularitas ini sering disebut dengan For Your Page (FYP).
Menurut laporan dari Pew Research Center, algoritma dapat meningkatkan relevansi konten yang dilihat pengguna, namun juga berpotensi menciptakan filter bubble atau gelembung informasi, di mana pengguna hanya terpapar pada sudut pandang atau topik tertentu.
Cara mengoptimalkan interaksi dengan algoritma adalah berinteraksi dengan konten yang relevan dengan minat, mengikuti akun atau topik yang ingin sering dimunculkan di feed dan mengatur preferensi privasi dan rekomendasi pada pengaturan akun. (*)
Komentar