SMJTimes.com – Membaca cepat sering disalahpahami sebagai kegiatan sekadar melahap kata secepat mungkin. Padahal, kecepatan membaca tidak cukup jika kehilangan inti dari isi bacaan.
Kunci dari membaca cepat bukan terletak pada kemampuan mata menangkap huruf lebih cepat, melainkan kemampuan otak mengenali pola dan ide pokok secara utuh.
Menurut Evelyn Wood, pelopor teknik membaca cepat, salah satu langkah awalnya adalah mengurangi subvokalisasi, yaitu kebiasaan mengucap dalam hati saat membaca. Hal ini memang membuat kita merasa nyaman, tapi memperlambat proses baca secara signifikan.
Langkah lain yang bisa dilakukan adalah melatih eye-tracking, yaitu membiasakan mata bergerak lebih lincah dan tidak terpaku pada satu kata terlalu lama. Dengan latihan, kita bisa membaca per kelompok kata, bukan satu per satu.
Selain itu, pemahaman bacaan juga ditentukan oleh seberapa baik kita memetakan struktur teks. Misalnya, memahami mana bagian pendahuluan, isi, dan kesimpulan secara cepat membantu kita menangkap ide utama tanpa harus membaca setiap detail kecil.
Satu hal penting yang kadang terlupa yaitu melatih pemahaman secara sadar. Hal ini melatih otak agar tidak sekadar membaca secara mekanik, tetapi benar-benar memproses informasi.
Jangan lupa untuk menyesuaikan kecepatan baca dengan jenis teks. Membaca artikel ringan tentu berbeda dengan membaca jurnal ilmiah. Jangan terburu-buru ketika bacaan memang butuh perhatian ekstra. (*)
Komentar