SMJTimes.com – Setiap mahasiswa tentu memiliki cerita tentang “dosen killer” yaitu istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan dosen yang tegas dan seringkali susah diluluhkan.
Pada kenyataannya, menghadapi mereka tidak perlu menggunakan mental tempur secara terus menerus. Beberapa cara lain bisa digunakan dengan lebih elegan, tetap sopan dan tetap membuatmu bertahan bahkan berkembang.
- Pahami Pola Komunikasinya
Dosen killer bukan jahat, tetapi seringkali memiliki standar tinggi dengan gaya komunikasi yang tegas. Penting untuk memahami cara mereka menyampaikan sesuatu, seperti apakah mereka suka jawaban langsung atau lebih suka dijelaskan dulu baru ke poin?
Menurut Journal of Effective Teaching (2016), komunikasi yang efektif antara dosen dan mahasiswa terbukti meningkatkan pemahaman dan performa belajar mahasiswa. Jadi, perhatikan cara mereka menjawab pertanyaan, memberi tugas, bahkan ketika mereka marah untuk menyesuaikan caramu berkomunikasi tanpa mengubah kepribadianmu.
- Jangan Emosional, Tetap Tenang
Ketika ditegur atau dikritik di depan kelas, cobalah untuk tetap tenang dan jangan langsung defensif. Mengutip Harvard Business Review, mengelola emosi di lingkungan professional termasuk dunia akademik bisa jadi kunci untuk membangun resiliensi dan hubungan kerja yang sehat.
- Tunjukkan Etika dan Disiplin
Dosen killer biasanya sangat menghargai mahasiswa yang datang tepat waktu, menyelesaikan tugas dengan baik, dan aktif di kelas walaupun mereka tidak selalu mengekspresikannya. Jadi, coba fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol, seperti hadir konsisten, submit tugas tepat waktu, dan tunjukkan usaha terbaikmu.
- Ubah Perspektif
Alih-alih melihat dosen killer sebagai musuh, cobalah mengubah cara pandang seperti mereka adalah penguji karakter dan konsistensi kita. Banyak mahasiswa yang awalnya takut, tetapi akhirnya bersyukur pernah dibimbing (dengan keras), karena jadi lebih siap menghadapi dunia kerja.
Seperti kata Eleanor Roosevelt, “No one can make you feel inferior without your consent.” Jadi, tetap hormati, belajar, dan buktikan bahwa kamu bisa berkembang tanpa harus membenci. (*)
Komentar