SMJTimes.com – Toleransi beragama sering dibicarakan dalam forum-forum besar, namun, ia tumbuh dari sikap sederhana yang kita lakukan sehari-hari. Bukan hanya soal merayakan perbedaan, tetapi juga menghargai ruang hidup dan keyakinan orang lain.
Disebutkan dari Kompas.com, salah satu bentuk toleransi paling sederhana adalah memberi ruang bagi teman yang sedang beribadah. Misalnya, menurunkan volume musik ketika adzan berkumandang atau tidak mengganggu ketika rekan kerja sedang berdoa. Hal kecil ini tidak membutuhkan tenaga yang besar, tetapi menghasilkan efek yang luar biasa, yaitu rasa dihargai.
Bentuk lain yang tak kalah penting adalah menjaga ucapan. Menghindari candaan yang menyentuh keyakinan atau simbol agama adalah langkah nyata menjaga harmoni. Sekilas tampak remeh, tapi dari sinilah empati tumbuh.
Tak perlu menjadi tokoh agama untuk menunjukkan sikap toleran. Cukup dengan menghormati hari besar agama lain, ikut mengucapkan selamat dengan tulus, atau tidak menyudutkan keyakinan orang lain di media sosial. Perbedaan bukanlah penghalang untuk saling menghormati.
Indonesia sendiri adalah negara dengan keberagaman agama yang luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke lengkap memiliki tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura, wihara, dan klenteng yang bahkan berdiri berdampingan. Banyak contoh indah ketika masyarakat lintas agama saling membantu saat bencana, atau bergotong royong ketika membangun rumah ibadah.
Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Gerakan Moderasi Beragama juga terus mendorong masyarakat untuk menjalani kehidupan beragama dengan cara yang damai, toleran, dan saling menghargai. Prinsip ini tak hanya memperkuat persatuan, tapi juga membuat hidup terasa lebih hangat dan manusiawi. (*)
Komentar