Benarkah Mimpi Memengaruhi Kualitas Tidur?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Saat tidur, Anda pasti pernah mengalami mimpi, baik itu mimpi indah maupun mimpi buruk. Mimpi buruk mungkin akan menggangu tidur nyenyak Anda karena membuat Anda terbangun di tengah malam.

Lantas, benarkah mimpi dapat memengaruhi kualitas tidur, terlepas baik atau buruknya mimpi saat tidur? Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasan yang kami rangkum dari laman Sleep Foundation berikut!

Benarkah mimpi memengaruhi kualitas tidur?

Saat tidur, orang mengalami mimpi di fase tidur Rapid Eye-Movement (REM). Fase ini terjadi 90 menit setelah tertidur, dan durasinya akan memanjang seiring berjalannya malam. Periode pertama REM biasanya berlangsung sekitar 10 menit, dan periode selanjutnya dapat mencapai satu jam.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang terbangun setelah bermimpi cenderung merasa mereka tidur lebih lelap. Sebaliknya, orang yang terbangun dari tidur tanpa mimpi, mungkin tidak menyadari mereka sedang tidur, atau biasa disebut ‘insomnia paradoks’.

“Tidur REM sering kali mengakhiri malam, sehingga mimpi dapat diingat kembali saat bangun tiba-tiba di pagi hari. Jika seseorang beralih dari REM ke tahap tidur yang lebih ringan, sebelum akhirnya bangun, mereka mungkin tidak mengingat mimpinya,” terang Dr. Brandon Peters, Pakar Psikiatri Tidur.

Jenis mimpi juga dapat memengaruhi persepsi mereka tentang kualitas tidur. Secara khusus, mimpi yang lebih jelas dan bisa diingat membuat mereka merasa tidur lebih nyenyak. Namun, sering mengalami mimpi buruk dapat dikaitkan dengan perasaan subjektif tentang kualitas tidur buruk.

Penelitian terbatas menunjukkan bahwa mimpi buruk lebih sering terjadi pada orang dengan kualitas tidur yang buruk. Orang dengan gangguan tidur insomnia dan narkolepsi cenderung memiliki lebih banyak mimpi negatif, daripada mereka yang tidak memiliki gangguan tersebut.

Demikian pula, mengalami mimpi buruk dapat mengganggu tidur. Jadi, tampaknya kurang tidur dapat meningkatkan kemungkinan mimpi buruk, dan mimpi buruk berpotensi memperburuk tidur.

Meski demikian, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana mimpi dan kualitas tidur saling memengaruhi. Serta, perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah mimpi baik mengindikasikan kulitas tidur yang baik pula. (*)

Komentar