Berikut Hal yang Menginspirasi dari Drama ‘When Life Gives You Tangerines’

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Drama ‘When Life Gives You Tangerines’ saat ini jadi serial Netflix yang tengah diminati banyak penonton, khususnya para pecinta drama Korea. Sehari setelah perilisannya pada Jumat, 7 Maret 2025, drama itu unggul di Top 10 Netflix Indonesia kategori Acara TV/Series.

‘When Life Gives You Tangerines’ dibintangi oleh IU dan aktor Park Bogeum. Kisah romansa ala era 1950 hingga 1960-an beserta ragam konflik di masa itu menjadi daya tarik drama tersebut. Tak hanya alur kisah yang menarik, drama ini juga memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan.

Jika penasaran, simak ulasan selengkapnya berikut ini!

Tentang perjuangan cinta

Drama ini menyoroti romansa penuh lika-liku pasangan yang hidup di era tahun 1960-an. Tokoh utama adalah Aesoon (IU) dan Gwan Sik (Park Bogeum), merupakan pasangan suami istri yang berjuang mempertahankan rumah tangganya di tengah konflik keluarga dan kemiskinan.

Pelajaran tentang hidup

Drama ini menyoroti kehidupan Aesoon, anak perempuan seorang hanyeo yang hidup di Pulau Jeju dengan segala keterbatasan finansial. Tak hanya itu, ia juga tumbuh di lingkungan, dimana perempuan dituntut untuk memenuhi peran tradisional. Hal ini membuat cita-citanya sebagai penyair menjadi terhambat. Namun, ia tak patah semangat untuk mengecar impiannya tersebut, dan menjadi wanita yang mandiri.

Menentang budaya patriarki

Drama ini mengambil latar waktu antara 1950 hingga 1960-an, saat para perempuan dihadapkan pada tekanan sosial yang kuat untuk menikahi pria kaya, sementara mimpi dan hak mendapat pendidikan mereka dibatasi. Aesoon harus berjuang melawan norma yang menempatkan perempuan hanya sebagai penopang keluarga dan tidak diizinkan untuk mengejar impian.

Banyak kutipan tentang hidup

Berfokus pada kisah realita kehidupan di eranya, drama ini menyajikan banyak kutipan atau quotes yang menyentuh, namun juga tetap sesuai dengan masa kini. Beberapa diantaranya, ‘akan ada hari-hari berat dalam hidupmu’, ‘kau bisa hancur jika menyukai jabatan’, ‘semua orangtua ingin anaknya dicintai lebih dari siapa pun’, serta ‘aku tak mau jadi babu. Ibuku melarang melakukan hal seperti itu’. (*)

Komentar