SMJTimes.com – Kebanyakan generasi Z sering disebut sebagai generasi stroberi. Seperti yang diketahui, stroberi merupakan salah satu buah berwarna merah yang memiliki tekstur lembut dan rasa manis dan asam.
Meski demikian, sering kali timbul pertanyaan tentang alasan mengapa anak-anak generasi Z disebut dengan istilah demikian. Berikut ini kami rangkum asal usul dan karakteristik orang-orang yang termasuk dalam generasi stroberi ini.
Asal-usul istilah generasi stroberi
Ungkapan generasi stroberi sering kali ditujukan terhadap generasi Z. Ini menggambarkan orang-orang di generasi tersebut memiliki stereotip lembut dan rapuh. Stroberi memiliki tampilan indah dan lezat, tetapi mudah rusak.
Dilansir dari Medium, istilah ini berasal seorang penulis dan pendidik dari Taiwan, Chin Heng-wei dalam bukunya yang terbit pada tahun 2005. Ia mulai menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan generasi muda yang tumbuh di tengah masyarakat yang makmur dan stabil, namun tidak memiliki ketahanan dalam menghadapi kesulitan.
Istilah generasi stroberi ini kemudian populer di negara-negara Asia lainnya, seperti Singapura, Tiongkok, dan Indonesia. Ungkapan ini digunakan oleh generasi yang lebih tua (boomer dan milenial) untuk mengkritik generasi muda yang dianggap lemah dan malas. Mereka menganggap anak muda memiliki lebih banyak kesempatan dan hak istimewa, tetapi kurang bersyukur dan bertanggung jawab.
Karakteristik generasi stroberi
Generasi stroberi sering kali dicirikan berpendidikan tinggi, namun kurang memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menerapkannya ke kehidupan nyata.
Selain itu, mereka kreatif dan inovatif, tetapi kurang memiliki kegigihan dan kesabaran. Mereka mencari kepuasan dan penghargaan instan, daripada tujuan dan hasil jangka panjang. Kebanyakan generasi stroberi juga lebih sering berganti pekerjaan karena tantangan berat atau bosan.
Mereka ekspresif dan individualistis, tetapi kurang rasa hormat, sehingga senang menantang dan tidak mengikuti aturan dan norma. Selain itu, generasi stroberi digambarkan nir empati dan sering mengabaikan pendapat dan perasaan orang lain.
Orang-orang generasi stroberi terhubung dan bersosialisasi, tetapi kurang mendalam dan berkomitmen. Mereka juga cenderung menghindari konflik dan konfrontasi, daripada berkomunikasi dan berkompromi. (*)
Komentar