Waspada Skincare Overclaim, Cari Tahu Tanda-tandanya Berikut!

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Akhir-akhir ini ramai di media sosial tentang konten Dokter Detektif yang me-review skincare overclaim. Mirisnya, beberapa produk yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia masuk ke dalam daftar yang ada di konten tersebut.

Lantas, apa yang dimaksud dengan skincare overclaim tersebut dan bagaimana tanda-tandanya? Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini!

Apa itu skincare overclaim?

Overclaim sendiri merujuk pada tindakan melebih-lebihkan klaim atau tidak berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Dalam hal ini, perusahaan melebih-lebihkan deskripsi dari produk skincare-nya untuk menarik lebih banyak pembeli.

Misalnya, produk skincare memberikan klaim mengandung niacinamide 5%, namun saat diteliti di laboratorium kandungan niacinamide hanya sekitar 1% saja.

Tentu saja, tindakan ini membuat pembeli merasa dirugikan. Apalagi, jika harga produk tersebut dibandrol lumayan mahal, namun tidak memberikan hasil yang optimal. Bahkan, beberapa memberikan efek samping pada kulit.

Bagaimana tanda-tanda skincare overclaim?

Dilansir dari CNN Indonesia, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mohamad Kashuri menyebutkan beberapa tanda produk skincare overclaim.

Pertama, promosi yang berlebihan dan tidak masuk akal, misalnya mengklaim produk bisa memutihkan kulit hanya dalam waktu 1-2 hari.

Selain itu, produk-produk seperti ini biasanya masuk ke dalam kategori ‘abal-abal’ karena tidak dijual di toko secara resmi, serta tidak memiliki izin edar dan BPOM yang jelas. Ketidakjelasan izin tersebut membuat skincare ‘abal-abal’ hanya dijual di toko online saja.

Tanda lainnya skincare overclaim juga biasanya tidak memberikan efek apapun pada kulit. Hal ini karena perusahaan tidak memberikan kandungan sesuai kadar yang tercantum di kemasan produk. Selain itu, produk ‘abal-abal’ juga sering kali menimbulkan masalah pada kulit, mulai dari ruam dan jerawat karena perusahaan menambahkan bahan berbahaya untuk mempercepat khasiatnya. (*)

Komentar