Menurut Studi, Berikut Cara Mencapai Kebahagiaan dalam Hidup

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Masing-masing orang memiliki caranya sendiri untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan penting bagi kehidupan karena hal ini menjadi salah satu faktor yang bisa meningkatkan kesejahteraan Anda.

Menurut beberapa orang kebahagiaan harus dicari, karena hal tersebut tidak akan datang sendiri tanpa adanya usaha. Meski demikian, sumber kebahagiaan tidak selamanya datang dari hal yang besar, namun juga hal-hal kecil yang bisa disyukuri dalam hidup.

Berikut ini kami rangkum beberapa cara mencari sumber kebahagiaan menurut hasil studi untuk meningkatkan kualitas hidup Anda.

Studi 1: Mempraktikkan beberapa kebiasaan positif

Menurut sebuah studi oleh Universitas Bristol, di Inggris, terdapat beberapa cara mencapai kebahagiaan dalam hidup. Program Science of Happiness menanyai 228 mahasiswa psikologi tingkat sarjana yang telah mengambil kursus psikologi positif.

Para mahasiswa melaporkan peningkatan kesejahteraan sebesar 10-15% setelah melakukan kursus tersebut. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa membiasakan praktik yang telah diajarkan membuat sebagian kelompok mempertahankan pandangan positif mereka selama 2 tahun.

Dr Bruce Hood, penulis senior studi tersebut telah mengidentifikasi tujuh praktik yang dimaksud, yakni melakukan kebaikan, meningkatkan hubungan sosial dengan memulai percakapan dengan orang tak dikenal, menikmati pengalaman, melihat suatu peristiwa melalui aspek positif, melatih rasa syukur dan berterima kasih pada orang lain, aktif secara fisik, serta melakukan teknik mindfulness dan meditasi.

Studi 2: Utamakan tujuan, bukan kesenangan

Studi dari ESCP Business School meneliti pengaruh kesenangan, makna, dan spiritualitas terhadap kepuasan hidup. Penelitian ini melibatkan 2.615 orang yang tersebar di enam benua dan mewakili konteks budaya yang berbeda

Hasilnya menyebutkan bahwa memiliki tujuan dalam hidup lebih penting, dibanding mengutamakan kesenangan. Hal ini dibuktikan dengan tingkat prediktor ‘makna hidup’ lebih berpengaruh pada kepuasan hidup, daripada kesenangan.

Peneliti menulis temuan tersebut dalam World Economic Forum, menunjukkan bahwa hal ini dapat bermanfaat bagi para bos yang mencari cara baru untuk meningkatkan kesejahteraan staf.

“Para manager dapat memperoleh manfaat dari memperluas fokus mereka pada manfaat berbasis kesenangan (pleasure-based benefits) seperti penghargaan finansial untuk memberikan mereka makna tentang pemberian waktu mereka (terhadap pekerjaan),” katanya.

Studi 3: Dapatkan kesenangan sederhana

Dalam mencapai kebahagiaan sebenarnya tidak harus rumit. Sebuah studi di King’s College London menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara melihat atau mendengar burung dan kesejahteraan mental.

Dilansir dari The Guardian, lebih dari 1.200 orang dari seluruh dunia dilibatkan dalam studi ini. Mereka diminta mencatat perasaan mereka, termasuk apakah mereka senang atau stres, apakah mereka dapat melihat pohon, dan apakah mereka dapat melihat atau mendengar burung.

Menurut studi tersebut, melihat dan mendengar kicauan burung setiap hari dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan mental yang lebih lama. Penulis penelitian juga menyebutkan bahwa peningkatan kesejahteraan juga terjadi pada mereka yang didiagnosis depresi.

Studi 4: Jangan ragu bersosialisasi

Peneliti Universitas Harvard menghabiskan 85 tahun untuk meneliti hal-hal yang membuat bahagia. Penelitian ini melibatkan 724 peserta dari kelompok remaja hingga usia lanjut.

Terlepas dari kekayaan materi, kesehatan fisik, atau status pekerjaan, yang mencolok selama proyek berlangsung adalah bahwa orang-orang saling berhubungan dan saling mendukung ditemukan lebih bahagia, lebih sehat, dan hidup lebih lama.

“Hubungan pribadi menciptakan rangsangan mental dan emosional, yang secara otomatis meningkatkan suasana hati, sementara isolasi adalah perusak suasana hati,” kata direktur proyek tersebut, Dr. Waldinger.

“Orang dewasa yang lebih tua yang terisolasi secara sosial memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dan kematian dini. Desain sistem dan lingkungan yang disengaja untuk koneksi sosial dapat mengurangi dampak ini,” lanjutnya. (*)

Komentar