SMJTimes.com – Orang tua seharusnya bisa menjadi sosok yang paling dekat dengan anak-anak mereka. Namun, dalam beberapa kasus, ada anak yang takut bertemu dan berbicara kepada orang tua.
Ketakutan anak pada orang tua bisa disebut masalah serius dalam keluarga. Pasalnya, ikatan yang tidak berkembang dengan baik antara anak dan orang tua bisa memengaruhi mental dan perilaku anak di masa depan, termasuk tidak akur dengan orang tua, attachment issue, dan lain sebagainya
Lantas, apa yang menyebabkan anak takut pada orang tua? Simak penjelasan berikut ini!
Mengapa anak takut pada orang tua?
Dilansir dari KlikDokter, rasa takut anak pada orang tua bisa menjadi hal yang wajar sebagai wujud menghargai orang-orang yang lebih tua. Namun, ketakutan berlebihan bisa menandakan masalah yang lebih serius jika anak memiliki tanda-tanda sebagai berikut;
- Anak lebih sering menyendiri, dan cenderung menghindari interaksi dengan orangtuanya;
- Anak hanya menuruti orangtua secara pasif, sekalipun sejalan dengan keinginannya;
- Anak tidak berani terbuka dengan hal-hal yang dipikirkan, rasakan, atau harapkan;
- Anak menjadi sering menangis dan cenderung pendiam.
Seorang psikolog bernama Gracia Ivonika, M.Psi., menyebut gejala-gejala tersebut menandakan anak enggan menjalin kedekatan dengan orang tua. Hal itu bisa disebabkan oleh ketakutan anak kepada orang tuanya.
Salah satu penyebab anak takut dengan ibu dan ayah mereka adalah pola asuh yang salah. Pola asuh sejak dini bisa membentuk kepribadian anak, sekaligus membangun ikatan antara orang tua dan anak. Pola asuh fear-based bisa menciptakan ketakutan pada anak, sehinga membuat mereka menjadi pasif.
“Kalau pola asuh yang diterapkan otoriter, anak akan merasa tidak berdaya dan tidak punya kendali untuk mengungkapkan pendapat, keinginan, harapan. Oleh sebab itu, anak dapat menjadi pasif untuk mengikuti aturan dan arahan yang ditentukan orangtua,” ujar Gracia.
Selain pola asuh yang buruk, perilaku orang tua yang buruk juga bisa memicu ketakutan anak. Dilansir dari Huffingpost, berteriak atau menggunakan kata-kata kasar untuk mendisiplinkan anak bisa membuat mereka berperilaku lebih buruk saat menghadapi ketakutan.
Selain itu, anak yang didisiplinkan dengan kata-kata kasar juga rentan mengalami depresi.
Ada beberapa sikap negatif yang bisa membuat anak berpandangan buruk terhadap orangtuanya, diantaranya memukul, mengancam, memberi hukuman fisik, dan tindakan kekerasan lainnya, baik bersifat verbal maupun non-verbal. (*)
Komentar