SMJTimes.com – Akhir-akhir ini, netizen di media sosial digegerkan dengan ramainya kasus perselingkuhan. Hal ini menujukkan ada banyak orang yang sulit berkomitmen dengan pasangannya. Lantas, sebenarnya apa alasan orang melakukan perselingkuhan tersebut?
Menurut psikologi, berselingkuh atau berhubungan dengan orang lain di saat sudah memiliki pasangan dapat meningkatkan rasa percaya diri. Meski demikian, perasaan dan relasi manusia merupakan suatu hubungan yang kompleks.
Dari kompleksitas tersebut, beberapa penelitian yang mencari tahu alasan mengapa banyak orang tidak setia dan memilih menciderai kepercayaan pasangan dengan berselingkuh. Berikut ini hasil penelitian terkait alasan utama seseorang melakukan perselingkuhan.
Mengapa orang berselingkuh?
Studi di Amerika serikat dilakukan untuk mengungkap alasan orang berselingkuh dari pasangan. Penelitian ini melibatkan 495 responden yang menjawab alasan tentang mengapa mereka berselingkuh.
Dari responden tersebut, sebanyak 87,9 persen diidentifikasi sebagai heteroseksual atau memiliki orientasi seksual terhadap lawan jenis, menurut keterangan Gary W Lewandowski Jr, Profesor psikologi di Monmouth University, AS.
Ia juga mengungkap delapan alasan utama orang selingkuh, yakni kemarahan, harga diri, kurangnya cinta, rendahnya komitmen, kebutuhan akan variasi, pengabaian, hasrat seksual, dan situasi atau keadaan.
“Meskipun sebagian besar perselingkuhan melibatkan seks, tetapi survei menemukan bahwa jarang sekali perselingkuhan hanya karena alasan seks semata,” ujar Lewandowski Jr. dalam Scientific American.
Selain itu, kebanyakan dari peserta penelitian mengaku merasakan keterikatan emosional dengan pasangan selingkuh. Studi juga menunjukkan bahwa sekitar 62,8 persen orang mengaku mengungkapkan rasa sayang terhadap selingkuhan mereka.
Selain itu, dilaporkan banyak dari mereka merasa diabaikan dan kurangnya cinta di hubungan utama yang dijalani. Mereka yang tidak memiliki keterikatan emosional mendalam dengan pasangan sah mereka cenderung lebih intim dengan selingkuhan.
Dalam beberapa kasus, peserta melaporkan bahwa hubungan terlarang mereka hanya sekedar kencan singkat, namun lainnya juga mengaku memiliki ikatan yang lebih lama dan lebih mendalam.
“Mereka yang berselingkuh karena marah (seperti keinginan untuk membalas dendam), kurangnya cinta atau kebutuhan akan variasi memiliki hubungan yang lebih lama. Sementara mereka yang termotivasi oleh situasi (seperti mereka yang mabuk atau kewalahan dan tidak berpikir jernih) mengakhirinya lebih awal. Wanita juga rata-rata memiliki waktu berselingkuh yang lebih lama dibandingkan pria,” ungkap Lewandowski Jr. (*)
Komentar