SMJTimes.com – Seiring perkembangan zaman, muncul berbagai jenis modern parenting atau pola asuh anak modern. Hal ini membuat kita turut menyadari bahwa gaya tradisional mungkin sudah tidak relevan pada beberapa anak di era sekarang.
Modern parenting ini mengakui bahwa setiap keluarga itu unik. Sehingga, gaya parenting satu dengan yang lainnya bisa berbeda-beda, namun tetap menemukan keistimewaan di antara perbedaan tersebut.
Pola asuh ini membuat orang tua mencoba berbagai teknik dan strategi untuk membuat anak merasa nyaman, dan didasarkan pada cinta mendalam dalam pengasuhan sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Pada artikel ini, kami rangkum sejumlah gaya modern parenting yang perlu orang tua ketahui. Simak penjelasan berikut ini!
Gentle Parenting
Gentle parenting adalah pendekatan pengasuhan yang damai dan positif, ditandai dengan empati, rasa hormat, dan pengertian. Pengasuhan dilakukan berdasarkan kemauan dan pilihan anak, bukan aturan atau tuntutan yang dibuat oleh orang tua.
Alih-alih menanamkan rasa takut, orang tua menawarkan pengertian untuk mengetahui alasan, misalnya jika anak bertindak negatif. Mereka yang melakukan gaya parenting ini percaya bahwa dengan lebih sedikit aturan yang berfokus pada hal-hal penting, anak-anak akan lebih mampu untuk taat dan mudah diarahkan.
Menurut London Journal of Primary Care, pola asuh ini dapat mengurangi risiko kecemasan dan juga meningkatkan ikatan orang tua-anak.
Lawnmower Parenting
Orang tua yang menganut gaya ini berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan segala kesulitan dan kegagalan yang mungkin dihadapi oleh anak mereka. Hal ini mungkin terjadi pada keluarga yang memiliki finansial lebih tinggi dan sumber daya untuk memecahkan segala permasalahan anak. Adapun tindakan tersebut dilakukan karena didasarkan pada tanggung jawab, terlepas dari apakah anak mereka layak atau tidak.
Penelitian menyatakan, gaya pengasuhan ini memiliki risiko ketergantuangan. Anak tidak diajarkan dalam menghadapi konflik karena mereka tidak dibekali dengan cara menanganinya. Anak-anak tidak memiliki kesempatan untuk mengalami kegagalan, sehingga nantinya akan kesulitan ketika menghadapi ujian hidup saat dewasa.
Helicopter Parenting
Helicopter parenting adalah gaya mengasuh anak yang ditandai dengan keterlibatan berlebihan dan perlindungan berlebihan terhadap anak. Orang tua tipe ini biasanya ingin mengetahui setiap tindakan dan pilihan yang diambil anak-anak mereka, dan jarang membiarkan mereka mengambil keputusan sendiri.
Orang tua mungkin melakukannya karena rasa cinta dan keinginan untuk menjaga anak tetap sehat dan aman. Namun, sayangnya sikap ekstrem justru dapat merusak perkembangan dan kemampuan anak Anda dalam mengambil keputusan sendiri. Penelitian Journal of Child and Family Studies menunjukkan pola asuh helikopter bisa memicu kecemasan dan depresi yang lebih tinggi.
Authoritative Parenting
Menurut American Psychological Association, authoritative parenting digambarkan sebagai pendekatan pengasuhan yang lebih seimbang. Orang tua melakukan pengasuhan, responsif, dan suportif, namun tetap menetapkan batasan tegas untuk anak-anak mereka.
Hal ini dipandang sebagai jalan tengah dalam mengasuh anak. Mereka yang menerapkannya biasanya tegas namun hangat, mempunyai ekspektasi yang tinggi tapi juga menghargai setiap pencapaian anak-anaknya.
Menurut penelitian Journal of Child and Family Studies, pola asuh ini dikaitkan dengan hasil perkembangan positif, termasuk kompetensi psikososial dan prestasi akademik.
Attachment Parenting
Istilah attachment parenting dipopulerkan oleh dokter anak terkenal Dr. William Sears pada tahun 1980-an dalam buku ‘The Baby Book’. Attachment parenting memprioritaskan daya tanggap dan kontak fisik yang erat dengan tujuan membina hubungan emosional yang aman. Misalnya, dengan bonding saat lahir, memeluk bayi, menggendong bayi, tidur bersama, hingga menyusui.
Mereka yang menerapkannya percaya bahwa pengasuhan ini adalah cara ideal untuk membesarkan anak-anak secara aman dan berempati. Penelitian American Academy of Pediatrics pada tahun 2019 menunjukkan bahwa gaya pengasuhan attachment juga dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak. Namun, di sisi lain, beberapa ahli khawatir bahwa beberapa orang tua cenderung berlebihan dalam memenuhi setiap permintaan anak mereka. (*)
Komentar