SMJTimes.com – Tahu kah Anda istilah ‘transit love’? ‘Transit love’ sendiri merupakan salah satu frasa yang terkenal di Korea Selatan berkenaan dengan sebuah hubungan romantis. Sebagai informasi, frasa ini sebelumnya juga digunakan sebagai salah satu judul program kencan di Korea yang juga terkenal dengan nama ‘EXchange’.
Program televisi ‘Transit Love’ sendiri tayang di saluran Tving, yang mana menampilkan beberapa lajang mencoba menemukan pasangan baru dengan mendekati peserta lain yang juga sedang mencari cinta
Lantas, apa itu makna istilah ‘transit love’ dalam hubungan? Simak penjelasannya berikut ini!
Apa itu ‘transit love’?
Transit love sendiri merupakan frasa yang terkenal di Korea Selatan yang berarti pindah ke hubungan baru sebelum mengakhiri hubungan yang lama. Istilah ini hampir sama dengan overlapper yang secara umum diartikan sebagai hubungan ‘tumpang tindih’, dimana seseorang berusaha mencari ‘sosok’ orang lain meski belum resmi putus pada hubungan sebelumnya.
Orang yang berada dalam fase ini kemungkinan sedang berada di tahap jenuh terhadap pasangannya, sehingga mereka merasa jatuh cinta dengan orang lain sebelum memutuskan hubungan. Tujuannya sendiri untuk mempermudah perpisahan dengan memulai hubungan baru setelah putus. Oleh sebab itu, orang yang melakukannya sering kali mudah mendapatkan pasangan baru meski baru berpisah dengan pasangan mereka.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang memilih hubungan ‘tumpang tindih’, seperti rendah diri, kesepian, takut ditinggalkan, hingga mereka tidak bisa berkomitmen dengan satu orang pasangan saja. Dia mungkin tetap setia untuk sementara waktu, tetapi suatu saat ingin mencoba peruntungannya dengan orang lain.
Hubungan ini tentu tidak sehat, karena pada akhirnya itu akan merugikan orang lain, termasuk pasangan Anda. Saat sedang berselisih dengan pasangan, orang tersebut akan mulai mencari korban lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Apa tanda-tandanya?
Tanda pertama adalah mereka masih mencari perhatian secara emosional pada orang lain, meski masih berhubungan dengan pasangan. Mereka akan memberikan alasan ‘berteman’, namun saling memberi perhatian yang berlebihan.
Dia akan menjalin hubungan emosional dengan orang lain dan menggunakannya sebagai pelarian apabila terjadi pertengkaran dengan pasanganya. Jika pertengkaran tersebut tak kunjung berakhir, mereka dengan mudah mengakhiri hubungan dan berpindah hati dengan cepat.
Selain itu, orang yang melakukan hubungan ‘tumpang tindih’ cenderung bercerita tentang kejelekan pasangan mereka pada korban selanjutnya. Tujuannya sendiri untuk mendapatkan empati dan kepercayaannya. Hal itu juga membuat mereka lebih rileks karena ada seseorang yang ada untuknya saat hubungan dengan pasangan sedang tidak baik-baik saja.
Secara keseluruhan, jelas bahwa orang yang melakukan hubungan tersebut biasanya kurang percaya diri. Mereka mencoba mengimbangi emosi tersebut dengan berpindah dari satu hubungan ke hubungan lainnya. (*)
Komentar