SMJTimes.com – Perilaku orang tua dapat memengaruhi perilaku anak hingga dewasa. Orang tua yang mudah bereaksi dengan kemarahan dapat berdampak pada anak-anak dalam merespons stres dan kesulitan.
Oleh sebab itu, orang tua perlu mengatur emosi terhadap segala situasi. Kebiasaan yang terjadi selama bertahun-tahun menciptakan pola perilaku yang akan terus tumbuh hingga dewasa. Berikut ini adalah pengaruh emosi marah orang tua terhadap anak.
Kesulitan mengelola emosi
Anak yang sering dimarahi dan dibentak saat melakukan kesalahan atau tidak mengikuti perintah dapat membuat mereka mudah marah di kemudian hari. Mereka akan berpikir bahwa kemarahan merupakan hukuman yang harus diterima saat melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, mereka akan sulit mengelola emosi dan sering kali melampiaskan amarah saat mendapati hal tidak sesuai keinginan, sama seperti yang dilakukan orang tua mereka.
Menjadi people pleaser
Dampak selanjutnya adalah anak tumbuh dengan selalu ingin menyenangkan orang lain. Ini mungkin terlihat baik, namun jika hal tersebut menjadi kebiasaan, mereka mungkin menjadi tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan. Anak-anak akan menganggap bahwa berbeda dengan keinginan orang lain merupakan kesalahan, sehingga cenderung mengubah perilaku mereka untuk membahagiakan orang lain.
Takut gagal dan salah
Orang tua yang menghardik anaknya saat melakukan kesalahan dapat membuat mereka menjadi takut keluar dari ‘cangkang’ mereka karena takut gagal. Mereka menjadi terlalu kritis terhadap diri sendiri dan menghindari risiko. Artinya, mereka terjebak dalam zona nyaman, dan tidak mau menghadapi tantangan baru.
Selalu menghindar dari perdebatan
Ketakutan membuat orang marah mendorong mereka menghindari konfrontasi. Hal ini mengakibatkan mereka menjadi penurut dan tidak mampu bersikap tegas. Anak akan kesulitan untuk menetapkan batasan dan mengekspresikan emosi dengan percaya diri.
Mengkritik diri sendiri
Dampak lainnya adalah memunculkan motivasi yang negatif pada diri sendiri. Ini karena anak mencoba mencapai tujuan berdasarkan rasa takut, bukan karena keinginan mereka sendiri. Anak yang sering dimarahi cenderung tumbuh dengan mengkritik diri dan tidak pernah puas dengan pencapaian diri sendiri. (*)
Komentar