SMJTimes.com – Apakah Anda pernah bertindak tanpa berfikir matang terhadap konsekuensinya? Kemungkinan, Anda secara tidak sadar sedang mengembangkan perilaku impulsif. Perilaku ini juga disebabkan oleh kesulitan dalam pengendalian diri.
Beberapa contoh perilaku impulsif tersebut seperti melakukan perjalanan spontan, pembelian mendadak, hingga mengambil keputusan besar secara tiba-tiba. Meski terkesan sepele, perilaku impulsif yang tidak dikendalikan dapat mendorong orang tersebut melakukan tindakan yang lebih berbahaya dan menimbulkan risiko besar.
Ada beberapa hal yang memicu perilaku ini, contohnya genetik, faktor lingkungan, masalah kesehatan mental hingga konsumsi obat-obatan tertentu. Orang dengan riwayat trauma cenderung berperilaku impulsif karena terhambatnya kemampuan pengaturan emosi, sehingga sering kali bertindak gegabah dalam situasi stres.
Lantas, bagaimana cara mengatasi perilaku tersebut? Beberapa tips berikut ini mungkin bisa membantu Anda dalam meningkatkan pengendalian diri.
Cari tahu penyebab perilaku impulsif
Penting untuk mengeksplorasi penyebab seseorang mengembangkan perilaku impulsif. Misalnya, belanja impulsif ternyata menjadi upaya seseorang mengisi kekosongan. Dilansir dari TalkSpace, seorang terapis bernama Elizabeth Hinkle mengatakan bahwa orang yang merasa hampa cenderung ingin mengalihkan perhatian dengan barang-barang atau makanan.
“Merupakan hal yang lumrah jika kita mengalami perasaan hampa dan ingin mencari cara untuk mengalihkan perhatian dari perasaan hampa tersebut dengan mengisi diri kita dengan barang-barang, makanan, dan pilihan impulsif lainnya,” jelas Hinkle.
Menurutnya, perlu dipahami tentang kebutuhan apa saja yang ingin kita penuhi, kemudian menemukan cara yang lebih sehat untuk mengatasi masalah tersebut.
Ketahui perbedaan impulsif dan intuisi
Sering kali kita salah mengira perilaku impulsif sebagai intuisi, sehingga membuat keputusan tanpa memikirkan konsekuensi yang ada. Perlu diketahui bahwa intuisi berkaitan dengan naluri dan perasaan, sementara impulsif adalah perilaku dan tindakan.
Oleh sebab itu, saat mengambil keputusan, berusahalah untuk mengenali apakah hal itu berdasarkan naluri Anda atau hanya berupa dorongan hati. Berikan waktu dan kesempatan pada orang lain juga untuk turut terlibat dan ikut mempertimbangkan keputusan Anda.
Melatih perhatian
Strategi ini dapat melatih kesadaran diri, caranya dengan mendorong diri Anda untuk memusatkan perhatian pada momen saat ini dan menerima perasaan Anda tanpa menghakimi. Teknik ini membantu Anda menjauhkan diri dari dorongan yang sifatnya tiba-tiba, sehingga memberikan ruang untuk mengambil tindakan yang lebih positif.
Saat bertengkar dengan pasangan, pikirkan apa penyebabnya, kemudian identifikasi apa yang sebenarnya Anda inginkan untuk menyelesaikan permasalahan.
Hindari situasi yang memicu perilaku impulsif
Tips selanjutnya, hindari pemicu yang membuat Anda melakukan perilaku impulsif. Jika rute ke tempat kerja melewati toko di mana Anda berbelanja secara impulsif, maka lebih baik mengambil rute lainnya.
Selain itu Anda juga bisa mengalihkan diri dari perilaku tersebut dengan aktivitas yang lebih bermakna, seperti menulis jurnal, membaca buku, berolahraga dan sebagainya. (*)
Komentar