SMJTimes.com – Perundungan atau bullying berdampak jangka panjang bagi orang yang terlibat, khususnya bagi korban. Orang yang mengalami perundungan dapat mengembangkan trauma dan memengaruhi perkembangan orang lain secara psikologis.
Administrasi Layanan Penyalahgunaan Zat dan Kesehatan Mental mendefinisikan trauma sebagai akibat dari suatu peristiwa, serangkaian peristiwa, atau serangkaian keadaan yang dialami seseorang sebagai sesuatu yang membahayakan secara fisik atau emosional atau mengancam nyawa. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat mempunyai dampak buruk yang bertahan lama terhadap kesejahteraan mental, fisik, sosial, emosional, atau spiritual seseorang.
Tindakan perundungan tersebut menimbulkan dampak buruk terhadap korban, seperti mengalami mimpi buruk, takut masuk sekolah dan takut bersosialisasi. Mereka mungkin merasa malu atau cemas, atau sulit berkonsentrasi, bahkan menyakiti diri sendiri.
Berikut adalah beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan untuk berdamai dengan pengalaman buruk akibat mengalami perundungan/bullying.
Bagaimana membantu anak yang trauma akibat bullying?
Dilansir dari stopbullying.gov, orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya dapat membantu anak-anak yang mengalami stres akibat penindasan. Beberapa pendekatan berikut membantu mereka menghadapi trauma, termasuk perundungan.
Cara tersebut seperti memastikan mereka tidak mengalami pengalaman penindasan lagi di masa depan. Kemudian, beri mereka waktu sampai siap untuk menceritakan apa yang dirasakan dan dialami, serta beri ruang bagi mereka untuk menciptakan kepercayaan dalam menceritakan pengalaman traumatis tersebut.
Orang dewasa di sekitar korban juga bisa mengajarkan manajemen stres dan teknik relaksasi yang tepat, untuk membantu mereka mengatasi reaksi panik (panic attack). Berikan mereka akses ke orang profesional, seperti psikiater untuk membantu mereka mengatasi trauma dan mendapatkan pengobatan di tangan yang tepat.
Peran sekolah dan guru untuk membantu korban
Pihak sekolah juga perlu melatih keterampilan guru dan staf untuk menangani dan mengenali stres atau tanda-tanda adanya kasus perundungan di sekolah. Keterampilan ini memungkinkan guru menjadi tempat untuk mendapatkan dukungan dan layanan bagi siswa/korban yang membutuhkan.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut;
Mendidik staf sekolah tentang trauma akibat perundungan dan dampak jangka panjangnya
Mempromosikan pencegahan bullying
Memastikan keamanan fisik dan emosional siswa di lingkungan sekolah
Menjaga keharmonisan antar siswa dan staf di sekolah
Membentuk organ khusus di sekolah untuk menangani dan membantu korban dalam menyelesaikan kasus bullying.
Dengan demikian, sekolah dapat membantu mencegah perundungan dan trauma di sekolah, serta memberikan budaya sekolah yang positif bagi siswa dan staf. (*)
Komentar