SMJTimes.com – Baru-baru ini, selebritis Fuji mengaku bahwa dirinya mengidap kondisi ADHD. Kondisi tersebut diketahui dari psikolognya sejak tahun 2022 yang lalu, berdasarkan beberapa kebiasaannya yang mengarah pada gejala ADHD.
Ia mengatakan bahwa dirinya kerap sekali menabrak sesuatu setiap berjalan, sering lupa, terlalu aktif hingga kehabisan energi di malam hari. Kondisi tersebut pula yang membuatnya mengurangi gula dan makanan manis lainnya agar tidak terlalu hiperaktif.
“Aku kan sempet suka nabrak, maksudnya kayak tiap jalan tuh apa pun ditabrak. Terus tiap naruh barang juga suka lupa,” kata Fuji, dikutip dari Tribun Seleb.
“Makanya sekarang lagi mengurangi gula, mengurangi banget, supaya aku enggak terlalu aktif,” lanjutnya.
Lantas, apa itu ADHD yang diidap oleh Fuji?
ADHD adalah…
ADHD merupakan singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Ini merupakan istilah medis terhadap kondisi gangguan mental berupa perilaku impulsif dan hiperaktif.
Gejala ADHD biasanya terlihat sejak anak-anak, dimana mereka kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatian pada suatu hal. Meski demikian, gejala ini juga bisa bertahan hingga remaja bahkan dewasa.
Dikutip dari halodoc, ADHD dibedakan menjadi 3 tipe, yakni dominan hiperaktif-impulsif yang muncul perilakuk hiperaktif dan impulsif secara bersamaan. Selain itu, ada pula dominan inatentif yang memiliki ciri kurangnya fokus pada suatu hal. Mereka cenderung sulit memperhatikan penjelasan dengan baik
Jenis terakhir adalah kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatentif yang memiliki ketiga ciri perilaku hiperaktif, impulsif, dan tidak dapat memperhatikan dengan baik.
Apa penyebab ADHD?
Sejumlah ahli belum secara pasti menentukan penyebab ADHD. Namun, masalah kesehatan mental ini bisa muncul karena ketidakseimbangan senyawa kimia dalam otak.
Kondisi ADHD juga bisa disebabkan dari genetika yang menurun dari keluarga, perbedaan struktur otak, paparan neurotoksin selama kehamilan dan merokok saat hamil.
Neurotoksin merupakan bahan kimia yang sifatnya beracun seperti timbal dan beberapa jenis pestisida. Paparan timbal pada anak dapat memengaruhi tingkat perhatian dan kemampuan berfikir. Sedangkan pestisida organofosfat berpotensi memberikan efek negatif pada perkembangan saraf anak. (*)
Komentar