SMJTimes.com – Pernakah Anda jatuh cinta? Sama seperti yang digambarkan lewat novel dan film, cinta memang suatu hal yang indah. Jatuh cinta membuat kita senang dan juga bahagia. Sehingga, jika dalam sebuah hubungan cinta tidak membuat pasangan bahagia, mungkin itu sebenarnya bukan cinta, melainkan obsesi.
Bagaimana kita mengembangkan cinta bergantung pada orang tua, menurut psikolog Dr. Beverly Palmer. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan tidak mengenal apapun. Dengan demikian, bagaimana kita mengembangkan perasaan dan perilaku, terutama ketika jatuh cinta dipengaruhi oleh peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan tersebut
“Kita dilahirkan sebagai bayi yang tidak berdaya, bergantung pada orang tua untuk memenuhi kebutuhan kita. Cinta, kemudian, menjadi pemenuhan kebutuhan dan kita mencari cinta yang sama ketika kita dewasa,” katanya, dikutip dari How Stuff Work.
Palmer juga menjelaskan bahwa teori keterikatan memainkan peran besar dalam pengembangan rasa cinta. Ketika anak-anak dilindungi dan diasuh oleh orang tua yang siap sedia dan responsif, kebutuhan emosional mereka akan terpenuhi. Ini juga akan memengaruhi bagaimana mereka akan mencintai orang lain saat dewasa.
Mereka juga akan belajar mencintai orang lain, seperti orang tua mencintai dan menyayangi mereka.
“Jika orang tuamu memenuhi kebutuhanmu untuk dipupuk secara emosional dengan memberikanmu kasih sayang, maka kamu akan berkembang menjadi orang dewasa yang memiliki kasih sayang untuk diberikan. Namun jika kebutuhan emosionalmu tidak dipupuk, kamu tidak berkembang sepenuhnya dan malah menjadi orang dewasa yang menuntut dan cemas. masih mencari cinta yang kamu rindukan saat kecil,” kata Palmer.
Meski demikian, bukan berarti mereka yang tumbuh di keluarga yang lalai, tidak bisa belajar untuk memiliki kasih sayang. Pada dasarnya, untuk mencintai diri sendiri dan orang lain diperlukan upaya. Salah satunya, dengan berdamai dengan apa yang menjadi kekurangan dan masalah yang dimiliki.
Mengapa cinta membuat bahagia?
Otak manusia diatur untuk mendukung ikatan pasangan. Ketika orang jatuh cinta, mereka membangun keinginan untuk bersama.
“Saat kita bersama orang yang dicintai, otak memproduksi lebih banyak serotonin, yang memberikan rasa sejahtera, lebih banyak endorfin, yang merupakan pembunuh rasa sakit alami, dan lebih banyak dopamin, yang meningkatkan kesenangan. Perasaan baik adalah hadiah yang membuat kami menginginkan lebih,” jelas Dr. Nicki Nance, seorang psikoterapis berlisensi.
Meskipun kadar serotonin berbeda-beda pada setiap orang, itu juga bisa mengalami penurunan. Akibatnya, orang tersebut akan mengalami gejala seperti OCD yang menyebabkan beberapa orang terus-menerus memikirkan orang yang dicintai.
Meski demikian, proses ini tak hanya dirasakan kepada pasangan saja.
“Melihat gambar keindahan, alam, orang yang dicintai, (atau bahkan) hewan peliharaan kesayangan Anda, dapat membuat kita merasa rileks atau menghasilkan emosi cinta, melepaskan oksitosin ke dalam aliran darah,” jelas Dr. Joe Bates, psikiater.
Bagaimana agar dicintai?
Palmer mengatakan bahwa untuk menemukan cinta, seseorang harus belajar mencintai diri sendiri lebih dulu. Dengan demikian, Anda akan memproyeksikan hal tersebut kepada orang lain.
“Dalam mencari kekasih, orang yang merasa tidak layak dicintai (tidak percaya diri) tidak bisa menampilkan dirinya sebagai orang yang menyenangkan,” ujarnya.
Setelah Anda siap untuk mencintai diri sendiri, cobalah untuk lebih terbuka dengan cinta dari luar.
Meski ada pepatah bahwa cinta bisa tumbuh karena perbedaan, sebenarnya tak semua begitu. Kebanyakan orang mencari pasangan yang memiliki tujuan dan nilai-nilai hidup yang sama.
“Tujuannya adalah untuk menemukan seseorang yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan Anda, menginginkan hal yang sama untuk hubungan yang Anda jalani, secara alami setuju dengan Anda tentang cara mendapatkan hal-hal tersebut, dan yang terakhir, memiliki kedalaman cinta dan keinginan yang sama. satu sama lain,” kata pakar hubungan Kevin Darné.
Cinta juga sifatnya relatif, sehingga setiap orang mungkin memiliki kisah hubungan yang berbeda satu sama lain. Anda tidak selalu bisa bertindak sama dengan pengalaman masa lalu atau seperti pengalaman teman-teman Anda. (*)
Komentar