SMJTimes.com – Setiap orang pasti pernah mengalami rasa cemas dan khawatir. Memang benar bahwa kekhawatiran yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan secara mental maupun fisik. Ini dapat memicu stres dan depresi, yang nantinya bisa melemahkan kekebalan tubuh.
Dengan memahami mengapa merasa khawatir, kita dapat menemukan cara untuk mengatasi dan meminimalkan pikiran-pikiran negatif. Jangan sampai rasa khawatir yang berlebihan dapat menghalangi untuk menjalani hidup yang bahagia dan sehat.
Lantas apa yang membuat kita sering merasa khawatir?
Mengapa kita khawatir?
Dilansir dari Psych Central, ada tiga alasan utama mengapa orang terlalu khawatir. Pertama karena adanya sistem alami manusia yang memperingatkam akan adanya potensi bahaya. Tubuh manusia dirancang untuk melindungi diri. Sehingga, saat merasakan ancaman, tubuh akan mengirim sinyal stres ke otak. Menurut ahli, kekhawatiran juga disebabkan keinginan untuk selalu memecahkan suatu masalah.
Otak akan mengidentifikasi suatu masala atau pemicu yang mengganggu, kemudian kita mulai mencari solusi. Semakin melibatkan emosi dalam suatu masalah, semakin besar pula kekhawatiran yang dirasakan.
“Kami khawatir karena kami terus-menerus berusaha mencari cara untuk memecahkan masalah. Secara alami, manusia adalah pemecah masalah,” kata Valentina Dragomir, psikoterapis.
Kekhawatiran juga disebabkan oleh antisipasi akan kejadian negatif di masa depan.
Kemudian, alasan selanjutnya adalah adanya suatu hal yang tidak bisa dikendalikan. Misalnya, ketakutan akan persepsi orang lain terhadap diri sendiri, seerti takut dihakimi atau dibenci. Padahal, perasaan orang lain merupakan suatu yang tidak bisa dikontrol.
Kekhawatiran juga dapat disebabkan oleh kekacauan dan hal-hal yang tidak menentu, menurut Dragomir.
“Terkadang orang khawatir karena kehidupan mereka secara umum kacau dan tidak menentu,” jelas Dragomir.
Alasan terakhir, yakni pemikiran untuk selalu pedulingerhadap orang lain. Alex Dimitriu, MD, yang merupakam psikiatri berlisensi mengatakan bahwa khawatir bisa dipicu akibat terlalu peduli dan terlalu banyak berpikir.
“Beberapa dari kita diprogram untuk mengeksplorasi dan mengambil risiko, sementara yang lain diprogram untuk berhati-hati, bijaksana, dan konservatif. Terlalu banyak melakukan suatu hal tidak pernah baik, dan hal ini berlaku baik dalam hal kecemasan maupun pengambilan risiko, di sisi ekstrem lainnya,” kata Dimitriu.
Seorang pengambil risiko mungkin bisa lebih santai sesekali. Sebaliknya, jika lebih berhati-hati, maka besar kemungkinan akan merasa khawatir saat harus keluar dari zona nyaman atau rencana Anda
Bagaimana cara mengurangi khawatir berlebihan?
Rasa khawatir berlebihan dapat diatasi dengan mengelolanya. Pertama, upayakan untuk menyadarinya, kemudian berikan ruang dan waktu untuk memutuskan bahwa hal tersebut layak untuk dipikirkan atau tidak. Misalnya, lebih baik memikirkan suatu hal yang lebih membutuhkn pemecahan masalah dibanding pandangan orang lain terhadap Anda.
Menambahkan sejumlah aktivitas menyenangkan juga dapat mengurangi stres.
Berjalan kaki selama 20 menit beberapa kali seminggu dapat menjadi manajemen stres yang efektif. Lanjutkan dengan meditasi selama 10 hingga 15 menit setiap hari dengan pernapasan dalam untuk membantu memperoleh ketenangan.
Menulis jurnal setiap hari juga bisa membuat Anda menyadari apa yang Anda khawatirkan.
Selain itu, carilah lingkungan dan teman yang saling mendukung. Dengan memiliki orang terdekat seperti teman dan keluarga yang mengerti perasaan Anda, dapat membantu untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan terbaik. (*)
Komentar